Simalungun, tvOnenews.com - Video perundungan seorang pelajar Sekolah Dasar di Kabupaten Simalungun, Sumatera utara viral di media sosial sejak beberapa hari terakhir. Dalam video tersebut terlihat seorang bocah menjadi korban bullying oleh teman teman sekelasnya. Selain kerap menjadi bahan ejekan, korban juga kerap mendapatkan pemukulan dari teman satu kelasnya tersebut.
Pasca terjadinya peristiwa, korban yang ditemui di Mapolres Simalungun pada hari Sabtu siang kemarin (20/4/2024) menyebutkan, ia kerap mendapatkan perundungan dari teman-teman sekelasnya.
“Kawan-kawan ku sering menendang dan memukul aku bang, sejak dua tahun lalu dari aku duduk di bangku kelas 4 SD hingga sekarang kelas 6,” sebutnya.
Bahkan tambahnya, ia sering diolok-olok oleh beberapa orang teman sekelasnya hingga berujung pemukulan tanpa mengetahui apa sebab teman-teman sekolahnya tersebut memperlakukan ia berbeda dengan yang lain.
Selanjutnya bocah malang RS ini mengaku, pada saat kejadian dalam video tersebut diawali saat temannya melempar sampah ke arah wajahnya. Selanjutnya, seorang temannya yang lain kemudian mengambil paksa sandal milik korban dan kemudian mengikat sendal tersebut dan menaikkannya ke tiang bendera.
Perundungan pun berlanjut saat usai pulang sekolah les tambahan di sekolah, di mana korban kembali diolok-olok oleh temannya, didorong dan ditendang hingga tersungkur ke tanah.
Beruntung peristiwa ini kemudian terlihat oleh salah seorang guru dan langsung melerai siswa yang bertikai.
“Karena ditendang dan dipukul kemarin, badanku sering sakit dan nyeri tepat di bagian perut bekas operasi,” sebut korban yang bercita-cita ingin menjadi seorang chef ini.
Sementara itu Rohana Napitu selaku ibu korban saat mendampingi korban di Mapolres Simalungun mengaku menyesalkan tindakan tersebut dan berharap kasus ini dapat terus berlanjut hingga para pelaku yang menganiaya anaknya dapat ditindak dan diproses hukum.
“Sebenarnya kasus penganiayaan dan perundungan terhadap anak saya sudah berulang kali terjadi. Sering saat pulang sekolah, anak saya menangis, kadang merasakan sakit karena dipukul temannya bahkan kadang pulang sekolah pakaiannya juga sering sobek karena diperlakukan kasar oleh teman-temannya,” ungkap Rohana.
Menurut Rohana, ia sudah berulang kali menegur para pelaku termasuk memberitahukan langsung kepada masing-masing orang tuanya untuk menegur dan melarang anak mereka. Namun ternyata tidak digubris dan membuahkan hasil, bahkan penganiayaan terhadap anaknya terus saja berlanjut.
“Saya berharap kasus perundungan terhadap anak saya dapat diproses dan berlanjut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di negara ini, dan dapat dijadikan pelajaran agar peristiwa serupa tidak lagi terjadi bagi anak anak yang lain dan juga anak saya,” sebutnya dengan mata berkaca-kaca.
Terpisah, Frilsen Winsen Purba selaku Kepala Sekolah SD tempat sekolah korban ini mengaku, bahwa pihaknya juga sangat menyayangkan kasus perundungan yang terjadi di sekolah mereka hingga viral di media sosial.
Ia menyebutkan bahwa kasus perundungan terhadap salah seorang siswa di sekolahnya merupakan musibah, dan baru mengetahui setelah video tersebut viral di media sosial.
“Pihak sekolah tidak mengetahui adanya perundungan terhadap korban, karena selama ini pihak sekolah belum pernah sekalipun mendapatkan laporan dari orang tua korban terhadap kasus yang menimpa anak tersebut. Kami sangat menyesalkan peristiwa ini dan ini merupakan musibah bagi kami. Semoga peristiwa seperti ini tidak lagi terjadi di sekolah kami,” tutupnya. (dsg/nof)
Load more