Muaraenim, tvOnenews.com - YS (35), seorang perempuan yang diduga berprofesi sebagai pekerja seks komersial (PSK) asal Kota Palembang, ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah rumah kontrakan yang berlokasi di Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa yang merenggut maut tersebut terjadi pada Rabu (11/10) malam sekitar pukul 23.00 WIB. Awalnya pelaku dan korban berkenalan melalui sebuah aplikasi di media sosial, kemudian berlanjut melakukan open BO (transaksi prostitusi).
Selanjutnya keduanya berjanji bertemu di rumah kontrakan korban di kawasan Simpang Waras, Lingkungan Mandala, Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan.
Dalam perjanjian tersebut disepakati pelaku akan membayar sebesar Rp500 ribu. Setelah sepakat pelaku pun datang ke kontrakan korban untuk melakukan hubungan intim sebanyak dua kali. Setelah selesai, korban lantas meminta bayaran sebesar Rp700 ribu, namun pelaku tak memiliki uang dan hanya sanggup membayar Rp500 ribu. Akibatnya terjadilah cekcok mulut antara keduanya, hingga berujung pembunuhan tersebut.
Korban dihabisi pelaku dengan menusukan sebilah pisau ke bagian leher belakang bawah telinga. Sebelum itu, pelaku juga sempat memukul korban. Diduga karena mengalami luka yang berat, korbanpun langsung ambruk bersimbah darah di samping kasur yang ada di dalam rumah kontrakan korban.
Menurut keterangan pelaku AJ di Polsek Lawang Kidul, ia mengaku bahwa dirinya nekat menghabisi nyawa korban karena panik dan takut diteriaki sebagai pencuri.
"Katanya dia (korban.red) akan meneriaki saya maling, kalau saya gak bayar Rp700 ribu, saya gak punya uang, makanya saya panik dan terjadilah peristiwa itu (pembunuhan.red),” kata pelaku.
Menurut pelaku, saat itu adalah pertama kalinya dirinya melakukan praktik prostitusi dengan melakukan pemesanan seorang PSK melalui media sosial. "Baru itulah, awalnya kami sepakat bayarannya Rp500 ribu, tapi korban minta tambah, saya gak ada uang lagi," katanya.
Sementara itu, Kapores Muaraenim AKBP Andi Supriadi, melalui Kapolsek Lawang Kidul Iptu Charlie Romisius Simanjuntak membenarkan adanya peristiwa tersebut.
"Motif pelaku melakukan pembunuhan tersebut karena panik takut diteriaki maling oleh korban, sehingga terjadi cekcok mulut sehingga terjadilah pembunuhan tersebut," ungkapnya, Kamis (12/10).
Ia juga membenarkan bahwa korban dan pelaku sudah terlibat transaksi prostitusi yang bermula dari aplikasi media sosial. "Dan dalam transaksinya, pelaku akan memberikan sejumlah uang, namun setelah melakukan hubungan badan sebanyak dua kali, korban meminta uang sebesar Rp700 ribu dan pelaku tidak bisa memenuhinya," katanya.
Terkait kasus tersebut, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan korban juga sudah dibawa pulang oleh keluarganya ke Palembang untuk segera dimakamkan. (mkb/wna)
Load more