"Kebanyakan masyarakat dan kontraktor proyek di Pali ini, pesen batu bata dari daerah lain, beli batu bata dari Ujan Mas dan Palembang, sehingga pemasaran batu bata di tempat kami sepi. Rata-rata perajin di sini jual batu bata perbiji Rp550 perak kalau beli langsung di bangsal, jika di antar dalam wilayah Kabupaten Pali kami jual dengan harga Rp700 per biji dan ini lebih murah dari daerah lain, karena ongkos kirimnya tidak terlalu mahal,” terangnya.
Agar tetap bisa menjalankan usahanya, Aprianto terpaksa menjual batu bata produksinya kepada tengkulak. Meskipun demikian, harga batu bata ke tengkulak murah, hanya sekitar Rp300 per biji batu bata. Apabila dijual langsung ke konsumen, harga batu bata bisa mencapai Rp550 hingga Rp600 rupiah per biji.
"Terpaksa menjual batu bata ke tengkulak, karena mereka terjerat hutang. Selama ini, mereka biasa menghutang bahan bakar kayu kepada tengkulak. Jadi, ya, harus dijual ke mereka untuk nutup hutang. Rata-rata perajin di sini hanya memproduksi batu bata sebagai sumber pendapatannya, jadi mau tak mau agar usahanya tetap berjalan dijual murah ke tengkulak,” tutupnya. (bls/wna)
Load more