Miris ! Nasib Masyarakat Peserta BPJS di Medan, Pelayanan Buruk, Lengan Membusuk Korban Dugaan Malapraktik, Ini Kronologisnya
- Tim Tvone/Yoga
Holmes pun sempat mempertanyakan hal tidak diinginkan jadi tanggungjawab siapa?
"Namun perawat mengatakan sudah tidak apa-apa itu. Sampailah anaknya ke kamar operasi untuk segera di operasi.” Jelas Holmes.
“Pas di ruang operasi saya dan istri cuma ketemu Dokter Anestesinya yang ngaku nama Boy. Saya dokter Anestesi untuk menyuntikkan bius pada anak ibu dan bapak. Hanya Dokter Anestesi itulah yang ada memberikan penjelasan dampak dan akibat pembiusan anak kami kepada kami. Dokter yang operasi tidak ada.” Kata Holmes.
Selanjutnya pukul 8.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB anak Holmes pun dioperasi meski mereka tetap tidak ada bertemu dan tidak mendapatkan penjelasan dari dokter yang melakukan operasi.
Sementara itu proses operasi lengan pun terus berlanjut hingga selesai. Setelah selesai operasi barulah Holmes bertemu dokter HP (Herling Pangkerego) SpoT.
"Itupun dia dokter HP (Herling Pangrego) SpoT tidak ada memperkenalkan diri atau diperkenalkan oleh perawat. Tapi karena saya menebak dan berani menjumpai dan menyapa dokter HP.
“Ketika bertemu, saya tanyakan resiko operasi lengan anak, dr HP (Herling Pangkerego) SpoT menjelaskan kondisi anak kami pasca operasi semuanya akan normal seperti semula sebelum dioperasi. Bahkan di jelaskan kondisi anak kami tidak ada yang aneh. Saya dan istri pun yang awam ini percaya saja apa penjelasan dokter HP.” Beber Holmes.
Usai operasi kamar rawat inap mereka pun dipindah. Holmes mengaku pindah kamar ke Melati 7 karena kamar inap mereka pertama kondisi kamar mandinya bermasalah karena lantai kamar mandi mampet dan tergenang air hingga membuatnya risih akan kebersihannya.
"Selesai operasi lengan anak, kamar kami saya pindahkan ke kelas I dan saya dikenai biaya untuk itu sekitar Rp 600 ribu per malam karena kelas fasilitas kamar BPJS-nya upgrade.” Ujar Holmes.
Kemudian pada hari yang sama di pukul 16.09 WIB, anak mereka kemudian merasakan hal tak enak diluar dugaan. Seperti merasa panas dan sakit di bagian kemaluannya karena ada dipasangkan alat kateter.
"Keluhan anak itu saya dan istri sampaikan dengan memanggil perawat untuk mencari solusi agar anak tidak merasa kesakitan. Tapi perawatnya melarang dengan mengatakan tidak boleh dilepas alat kateternya. Lantas kami sampaikan kalau anak kami tidak cengeng karena tidak mungkin dia mengerang sakit kalau tidak dirasakannya sakit itu. Dan pas dibuka alat kateternya pada pukul 15.00 WIB, bernanah kemaluan anak kami. Kami sempat pertanyakan hal dan penyebabnya. bahkan sempat difoto oleh perawat nanah di kemaluan anak kami. Jawaban perawat enteng saja mengatakan tidak tau,” ungkap Holmes.
Load more