Selain itu, Arif merasa bersyukur karena tidak perlu pergi haji sendirian, tetapi bisa bersama istri tercintanya. Dengan tekad dan niat yang kuat, penghasilan dari menjadi loper koran cukup untuk membiayai perjalanan haji mereka berdua.
"Kami mulai menabung untuk pergi haji sejak 25 tahun yang lalu. Kami menabung sedikit demi sedikit dan saat mencapai 50 juta rupiah, saya menyetorkannya ke bank untuk pergi haji," kata Arif, yang telah menjadi loper koran sejak masih bujangan pada tahun 1989.
Arif menambahkan bahwa jadwal keberangkatan mereka, Kloter 19, adalah pada tanggal 7 Juni mendatang dan akan dilepas langsung oleh Wali Kota Jambi, Syarif Fasha.
Namun, pasangan tersebut sempat mengalami kekecewaan pada tahun 2020 ketika rencana haji mereka tertunda akibat pandemi Covid-19. "Kami sempat kecewa karena khawatir tidak dapat berangkat haji karena Covid-19. Tetapi, Alhamdulillah, atas izin Allah, kami bisa berangkat berkat tabungan dari penjualan koran," ucap Arif sambil tersenyum bahagia.
Selain itu, pasangan ini juga menahan diri untuk tidak membeli keperluan lain agar bisa pergi haji. "Kami menahan diri untuk tidak membeli barang-barang lain yang tidak penting. Bahkan anak-anak kami tidak mendapatkan baju baru saat lebaran," tambah Arif.
Menabung untuk pergi haji bukanlah hal yang mudah dan membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengumpulkan uang yang cukup. "Kami menabung sedikit demi sedikit. Setelah mengumpulkan sejumlah uang, seperti 500 ribu atau satu juta rupiah, kami menyetorkannya untuk biaya perjalanan haji," ungkap Arif.
Arif juga menceritakan perjuangannya sebagai loper koran yang tidaklah mudah. Dia harus bangun pagi-pagi buta untuk mengambil koran dari percetakan dan mengantarkannya ke pelanggan. Selama ini, dia sudah menghabiskan empat motor untuk melaksanakan pekerjaannya.
Load more