Majene, tvOnenews.com - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aneka Usaha Kabupaten Majene kembali diterpa isu miring. Pasalnya dua pejabat tinggi Perumda tersebut baru saja saling lapor melapor terkait adanya
perkelahian yang dilakukan keduanya.
Kedua pejabat tinggi yang
terlibat cekcok hingga berujung saling pukul ini adalah
Direktur Utama Perumda Aneka Usaha Majene Moch Lutfie Nugraha dan Direktur Umum dan Keuangan Perumda Aneka Usaha Majene Muhammad Irfan Syarif.
Keduanya terlibat cekcok, perkelahian hingga saling lapor melapor. Bahkan Direktur Umum dan Keuangan Perumda Aneka Usaha Majene Muhammad Irfan Syarif harus menjalani perawatan di
RSUD Majene karena mendapat pukulan dari benda tajam berupa helm yang dilakukan oleh Direktur Utama Perumda Aneka Usaha Majene Moch Lutfie Nugraha.
Muhammad Irfan Syarif atau yang akrab disapa Irfan Syarif ditemui di Puskesmas Lembang saat melakukan visum sebelum dirujuk ke RSUD Majene mengatakan, kejadian bermula saat keduanya terlibat cekcok.
Cekcok bermula karena Moch Lutfie Nugraha mencatut nama Irfan Syarif dalam sebuah rekaman suara (suara Moch Lutfie Nugraha) yang mengatakan bahwa massa yang melakukan
aksi sebelumnya digerakkan Irfan Syarif.
Merasa tidak terima akan hal itu, Irfan Syarif mencoba mengkonfirmasi rekaman yang mencatut namanya tersebut ke Direktur Utama hingga janjian untuk bertemu di Kantor Perumda Aneka Usaha Majene.
Sekitar pukul 10.00 Wita lebih pagi, (WITA) di Kantor Perumda Aneka Usaha Majene, Irfan Syarif mencoba menghubungi Moch Lutfie Nugraha karena telah sampai di Kantor.
Kata Irfan Syarif, tidak lama kemudian Lutfie Nugraha tiba, dan tiba-tiba saja mencekik dan menghantam dirinya beberapa kali menggunakan helm hingga membuat kepala bagian kiri Irfan Syarif pecah dan berdarah.
"Setelah beberapa kali memukul saya menggunakan helm, saya melakukan perlawanan dan setelah itu cekcok dan saya melapor ke Kantor Polisi," jelas Irfan Syarif, saat di Puskesmas Lembang.
"Saya tidak tahu apa permasalahan pak Direktur Utama dengan saya. Tapi selama ini saya selalu mengingatkan bahwa kita ini harus bekerja sesuai dengan koridor peraturan yang telah diatur. Ada Pemerintah Pemerintah 54, Permendagri 115 , Perda nomor 12 2021 untuk Perumda. Perbup nomor 8 tahun 2024 tentang struktur dan organisasi," jelasna.
"Saya maunya kerja dalam koridor itu. Hanya seolah-olah selama ini beliau yg menjabat sebagai direktur utama tidak menerima masukan itu. Yang jelasnya atas kejadian ini, saya sudah memberikan sesuatu yang maksimal untuk Kab. Majene. Dan harapkan masyarakat Majene agar PI lerek-lerekang ini betul-betul bermanfaat untuk masyarakat Majene," sambungnya kembali.
Sementara itu, Direktur Utama, Lutfie Nugraha yang dikonfirmasi langsung via telepon, Rabu (4/11/24) mengatakan bahwa memang sebelumnya dengan Irfan Syarif melakukan komunikasi via WhatsApp karena Irfan Syarif ingin mengonfirmasi terkait rekaman tersebut.
"Jadi memang sebelumnya malam itu juga saya dikonfirmasi terkait rekaman sebelum kejadian. Adanya kejadian tersebut memang saya janjian di kantor Perumda. Tapi saat itu saat sedang mengikuti kegiatan FGD di salah satu cafe. Saya kembali ke kantor karena saat saya mengikuti FGD HP saya lowbet saya kembali ke kantor untuk mengambil charger," ucapnya.
"Saat saya tiba di kantor Irfan Syarif sepertinya sudah tersulut emosi. Dan tiba-tiba saja mendekat ke saya. Saya mencoba mendorong Irfan Syarif untuk menjaga jarak. Tapi tiba-tiba ia memukul saya. Akhirnya saya mukul balek hingga saya mengunci ke bawah dan dia tidak bisa apa-apa. Saat saya sudah mengunci ke bawa saya tidak lakukan apa-apa karena berharap ada orang yang melereai, hingga ada staf yang melerai," jelas Lutfie Nugraha.
Dirinya juga menyebutkan bahwa saat itu ia juga mendapatkan pukulan yang membuat telinga kirinya berdarah hingga berusaha melawan.
"Makanya saya melawan karena dia yang memulai. Saya ke kantor kembali bukan karena hal lain tapi ingin mengambil charger hingga bertemu dengan Direktur Umum dan Keuangan," tandasnya.
"Seingat saya Irfan Syarif berdarah karena saya mencoba mendorongnya untuk memberi jarak anatara dia dan saya. Bukan karena pukulan dari benda tumpul," beber Lutfie.
Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mendalami kasus ini terkait laporan kedua Direktur tersebut.
Kasat Reskrim Polres Majene AKP Budi Adi dikonfirmasi mengatakan pihaknya akan mengusut tuntas kasus ini. Saat ini pihaknya masih dalam proses penyelidikan.
"Kami sudah mintai keterangan kedua pelapor. Termasuk kami sudah amankan beberapa bukti seperti CCTV," jelas Kasat Reskrim, dikonfirmasi di ruangannya, Selasa (3/11/24). (msu/frd)
Load more