Gowa, tvOnenews.com - Seorang bayi asal Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, sempat tertahan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syekh Yusuf Kabupaten Gowa lantaran tidak mampu membayar biaya rumah sakit sekitar Rp3 juta lebih.
Balita berusia 4 bulan tersebut berinisial MR, anak dari pasangan suami istri, Sri Marniati (24) Dan Muh Aris, warga asal Dusun Malelaya, Desa Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar.
Kata Merliati (25) anak dari saudara kandungnya itu dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa lantaran mengalami batuk, asma dan demam tinggi.
"jadi anak kandung adik saya ini tiba tiba mengalami natuk, asma dan demam tinggi, jadi dilarikan ke RSUD Syekh Yusuf Gowa, pada malam Senin lalu," kata Merliati saat di konfirmasi via whatsapp, Sabtu (27/1/24).
Merliati menceritakan, saat keponakannya itu tiba di RS, ia kemudian diminta membayar obat sebesar Rp 350 ribu.
"Obat yang saya bayar itu, katanya untuk disuntikkan ke pasien (balita)," sebutnya.
Lanjut Merliati, saat tiba di RS, adiknya memasukkan data sebagai administrasi seperti BPJS kesehatan.
"Adekku masukkan BPJS kesehatannya, namun ternyata pihak RS minta BPJS kesehatan atau kartu kis anaknya. Sementara anaknya tidak memiliki BPJS, jadi ibunya meminta keringanan kepada pihak rumah sakit yang bertugas saat itu untuk memberikan waktu mengurus BPJS anaknya sembari anaknya dirawat dulu," terangnya.
Hingga hari kelima di RS, Merliati mengaku BPJS kesehatan yang mereka urus tidak kunjung selesai.
"Tadi saya tanya keluarga di Takalar, BPJS nya belum dibuat lantaran terkendala di Dinas sosial Kabupaten Takalar yang tidak mau memberikan surat keterangan atau rekomendasi pembuatan kartu BPJS," tuturnya.
Karena tidak mampu membayar biaya rumah sakit, Sri Marniati bersama bayinya tertahan di/RSUD syekh Yusuf Gowa.
"Waktu saya tanya dokter, pasien tersebut masuk ketegori umum, setelah diberi waktu 3 hari mengurus BPJS. Sementara biaya per malam di rumah sakit yang harus dibayar sekitar Rp. 650 ribu," sambungnya.
Sementara itu Sri Marniati ibu dari bayi yang tertahan di RSUD Syekh Yusuf Gowa, mengaku tidak memiliki biaya sekitar Rp 3 juta lebih untuk membayar biaya rumah sakit anaknya.
"Saya tidak tahu harus cari dan pinjam uang kemana untuk membayar biaya rumah sakit selama lima hari ini," ungkapnya saat di konfirmasi.
Ia menjelaskan, jika BPJS yang diharapkan selesai dalam tiga hari, justru tidak bisa selesai sehingga pihak rumah sakit memasukkan anaknya didalam perawatan umum (berbayar).
"Tadi selesai mi di urus BPJS kesehatannya anak saya, tapi saat saya masukkan, pihak rumah sakit bilang sudah tidak bisa di gunakan, lantaran sudah lewat dari tiga hari masa kepengurusan," tuturnya.
Karena tidak bisa menggunakan BPJS kesehatan nya itu, Sri Marniati bersama anak balitanya terpaksa tinggal di RS karena tidak mampu membayar biaya rumah sakit.
Saat ditanya soal pekerjaan suaminya, Sri Marniati mengaku telah mengontrak rumah di Desa Borong Rappo, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.
"Di sana saya mengontrak rumah, sekaligus bantu suami yang menjual bakso keliling," ungkapnya.
Meski demikian, hasil penjualan bakso keliling suaminya, tidak cukup membayar biaya rumah sakit anaknya.
Sementara itu, Direktur RSUD Syekh Yusuf Gowa yang dikonfirmasi mengatakan jika pasien sudah keluar dan menyelesaikan biaya rumah sakitnya.
"Sudah dia selesaikan biaya rumah sakitnya," jelas Rahmawati secara singkat.
Sementara itu, Suami Sri Marniati yang di konfirmasi kembali mengaku memilih membayar biaya rumah sakit anaknya lantaran takut biaya yang harus dibayar semakin membengkak.
"Terpaksa saya bayar dengan total Rp. 1.864.500, dengan meminjam uang ke tetangga," jelas Muh Aris. (Itg/frd)
Load more