Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti pastikan tidak ada penambahan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak di Jakarta. Tetapi grafik kasus gagal ginjal akut ini justru meningkat, kini ada di angka 154 kasus, 100 kasus di antaranya teridentifikasi warga Jakarta.
“Kasus di DKI Jakarta, di faskes (fasilitas kesehatan) sampai tanggal 8, tercatat ada 154 kasus terduga gangguan ginjal akut progresif. Tapi dari 154 tadi, 100 yang berdomisili di DKI Jakarta,” kata Widyastuti, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Widyastuti pastikan sejak 31 Oktober 2022 yang lalu, tidak ada penambahan kasus gagal ginjal akut progresif atipikal di DKI Jakarta.
“Enggak (penambahan kasus baru) kalau di Jakarta sejak 31 Oktober, tidak terlaporkan penambahan kasus baru, jadi kami melakukan memantau, tapi rumah sakit di DKI itu menerima rujukan dari berbagai wilayah, jadi kalau pun ada kasus baru, tidak di DKI,” ungkapnya.
Diwartakan sebelumnya, terjadi peningkatan angka anak-anak yang mengidap gagal ginjal karena dugaan obat sirop dengan kandungan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
Per hari ini, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan terjadi peningkatan sebanyak 24 angka anak yang mengidap gagal ginjal sejak kemarin, Rabu (26/10/2022).
"Kasus kita per tanggal 27 Oktober total 135 tapi ini total dari Januari ya, karena kami aktif tadi ya Januari sampe dengan tanggal 27 kemaren," ujarnya di Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas), Jumat (28/10/2022).
Widyastuti mengaku akan lakukan update kembali pada sore hari ini sesuai dengan hasil hospitality record review.
Dia pun menuturkan, dari 135 yang mengidap gagal ginjal, 63 diantaranya meninggal, 46 anak sembuh, dan 26 dalam perawatan.
"Dari 135 tadi yang meninggal sebanyak 63, sembuh 46, dan perawatan 26. Nah data DKI tadi tidak semuanya berdomisili di DKI Jakarta, tetapi adalah semua bayi, balita, yang kebetulan memang dirawat di rumah sakit di Jakarta," pungkasnya.
Lebih lanjut, Widyastuti menegaskan bahwa angka 135 tersebut adalah kumulatif sejak Januari 2022 hingga Oktober 2022.(agr/chm)
Load more