Kotawaringin Timur, Kalteng - Banjir di Kabupaten Kotawaringin Timur yang kini sudah memasuki pekan ketiga, kini sudah mulai berangsur surut. Jika awalnya ada sebanyak 27 desa di 6 kecamatan yang terdampak, kini sudah berkurang menjadi 20 desa di 4 kecamatan.
"Update terakhir dari kami, wilayah sebelah hulu yang lebih dulu banjir yaitu kecamatan Antang Kalang dan Telaga Antang, sekarang sudah surut. Berkurang 7 desa," terang Kepala BPBD Kotim, Rihel Magat, Selasa (11/10/2022).
Adapun rincian wilayah yang masih terendam banjir yaitu kecamatan Parenggean ada 2 desa, kecamatan Mentaya Hulu ada 14 desa, kecamatan Tualan Hulu ada 1 desa dan kecamatan Kotabesi ada 3 desa.
Surutnya banjir di daerah hulu atau pedalaman ini disebabkan intensitas hujan dengan curah hujan tinggi di sana sudah mulai berkurang, sehingga sungai induk maupun anak sungai masih mampu menampung limpahan air hujan tersebut.
Sebaliknya, surutnya banjir di wilayah hulu justru membuat wilayah hilir kini yang kebanjiran. Misalnya di kecamatan Kotabesi yang awalnya hanya ada 1 desa yaitu desa Hanjalipan yang banjir, kini bertambah 2 desa.
"Demikian pula dengan yang terjadi di kecamatan Mentaya Hulu, sejak awal banjir hingga sekarang masih tetap bertahan di 14 desa. Itu karena air dari hulu langsung mengalir kesana," terang Rihel lagi.
Namun, sambung Rihel lagi, jika melihat kondisi cuaca di Kotim, serta laporan prakiraan cuaca dari BMKG Bandara Haji Asan Sampit, kemungkinan musibah banjir masih akan bertahan cukup lama. Daerah hulu yang banjirnya sudah surut juga mesti harus tetap waspada.
"Kondisi sungai dan anak sungai di wilayah hulu debitnya masih tinggi. Dan jika sewaktu-waktu terjadi hujan dengan intensitas tinggi serta dalam jangka waktu yang lama, pasti banjir akan terjadi lagi," ucapnya.
Sementara untuk banjir wilayah hilir selain disebabkan oleh adanya limpahan air dari hulu, juga dipengaruhi oleh kondisi pasang surut sungai Mentaya, sehingga setiap kali banjir terjadi di sana pasti akan bertahan cukup lama. (dsi/ask)
Load more