Menebar Cahaya, Mengembalikan Harapan: Bakti Sosial Operasi Katarak Kemensos di Kabupaten Tebo
- Istimewa
Menekan Rasio Ketergantungan Lansia
Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos, Dr. Suratna, menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan arahan Menteri Sosial untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor.
“Operasi katarak ini bukan sekadar soal kesehatan mata, tapi juga soal martabat dan kemandirian. Dengan memulihkan penglihatan, para lansia dapat kembali beraktivitas dan membantu keluarganya,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, rasio ketergantungan lansia di Indonesia meningkat dari 15,16 persen pada 2020 menjadi 17 persen pada 2024. Upaya seperti ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk menekan angka tersebut secara berkelanjutan.
Delapan Dokter, Satu Misi
Kepala Sentra Alyatama Jambi, Hendra Permana, menyebut kegiatan ini melibatkan delapan dokter mata serta dukungan dari berbagai pihak, termasuk Bank Jambi, Pegadaian, THC, BUMD, dan BSI.
“Kami memfasilitasi peserta dari daerah jauh dengan penginapan agar lebih nyaman. Selain operasi, juga ada perbaikan kamar mandi lansia dan bantuan usaha masyarakat,” jelasnya.
Hendra berharap program serupa terus berlanjut di daerah lain, sehingga kepedulian terhadap lansia semakin meningkat.
Melawan Kebutaan, Mengembalikan Percaya Diri
Menurut Ketua Perdami Jambi, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia.
“Sekitar 80 persen kasus kebutaan disebabkan oleh katarak. Indonesia bahkan menjadi negara dengan angka kebutaan tertinggi di Asia Tenggara,” ujarnya.
Ia menekankan, operasi katarak tidak hanya memulihkan penglihatan, tetapi juga mengembalikan rasa percaya diri dan kemampuan produktif seseorang.
“Perdami siap terus bekerja sama dengan Kemensos untuk memberantas katarak di Indonesia,” tegasnya.
Cerita dari Tanah Sepenggal
Di antara ratusan pasien yang hadir, ada Hopsah (60) dari Kecamatan Tanah Sepenggal. Ia datang bersama anaknya, Ismail (37), dengan penuh harap.
“Kalau dari uang pribadi tidak mampu, jadi kami sangat bersyukur dengan adanya program ini,” kata Ismail sambil menggenggam tangan ibunya.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan Nyai cepat sehat dan bisa melihat lagi,” ucapnya lirih.
Kisah sederhana itu menggambarkan esensi sesungguhnya dari kegiatan ini: mengembalikan cahaya, menumbuhkan harapan.(chm)
Load more