Pameran Seni Rupa Bertema Refleksi Dinamika Sosial Politik, Kerusakan Lingkungan Hingga Korupsi di Gelar Seniman Kelompok Lima
- Istimewa
tvOnenews.com - Sebuah pameran seni rupa karya Kelompok Lima yang merupakan seniman alumni ISI Yogyakarta angkatan 1998 digelar di Jogja Galerry Kota Yogyakarta. Ratusan karya yang dipamerkan meliputi seni lukis, keramik hingga karya seni instalasi bertemakan dinamika sosial politik, lingkungan hidup, spiritualitas manusia hingga korupsi.
Kelima seniman yang tergabung dalam Kelompok Lima yakni Moko Jepe, Deni Setiawan, Dona Orawira Arisuta, Oetje Lamno dan N Rinaldy melakukan refleksi diri merespon kondisi bangsa dan masyarakat saat ini. Sebanyak 300an karya seni rupa ini juga menjadi respon para seniman terutama terkait dinamika sosial politik, kerusakan alam dan lingkungan, hidup, spriritualitas, hingga maraknya kasus korupsi.
Menurut ketua pameran Kelompok Lima, Deni Setiawan, pameran seni rupa bertajuk Pertemuan merupakan semangat menggelorakan kembali karya seni rupa di Indonesia.
Ia menjelaskan pameran seni rupa Pertemuan ini merupakan acara reuni yang digagas oleh lima seniman alumni jurusan kriya seni Fakultas Seni Rupa ISI Jogjakarta angkatan 1998. Pameran ini juga digelar untuk membangkitkan kembali semangat berkesenian para seniman yang terlibat.
"Pertemuan dalam pameran ini tidak dipahami semata sebagai aktivitas fisik atau sosial, tetapi sebagai ruang reflektif di mana gagasan, pengalaman, dan identitas saling bersentuhan, berbenturan, dan bahkan berbaur," jelasnya di sela pameran, Rabu (18/6).
Selain itu, Deni mengungkapkan ratusan karya seni rupa yang dipamerkan oleh lima seniman sekitar 300 karya yang mempertemukan berbagai ideologi dari lima seniman," ucapnya.
Karya Deni Setiawan misalnya, menampilkan lukisan berupa tikus, yang merupakan simbol maraknya korupsi yang kian merajalela. Bahkan, korupsi di Indonesia bagaikan populasi tikus yang tidak terkendali.
"Saya menyoroti ikon ya kan kita tahu dunia korupsi itu disimbolkan ada tikusnya. Maka karya saya ini, misalnya ada lukisan tikus menggerogoti burung rajawali, itu artinya korupsi telah menggerogoti burung garuda, atau korupsi telah menggerogoti bangsa Indonesia saat ini, semakin merajela. Sepertinya, tidak ada tindakan serius untuk menghentikannya sehingga korupsi makin tak terkendali," jelas Deni.
- Istimewa
Load more