"Pelatihnya ini yang kita beri pemahaman apa yang harus diajarkan kepada mahasiswa. Jangan dibiarkan, agar mahasiswa yang magang bisa lebih inovatif karena dalam pembelajaran nanti ada karakter dan inovasi," tambah Adik.
Sementara itu, Direktur PPNS Eko Julianto mengatakan bahwa kebutuhan SDM perkapalan yang berkualitas sangat banyak. Data Iperindo menunjukkan, ada sekitar 250 galangan kapal baja di Indonesia yang berada di level advan dengan penggunaan teknologi tinggi hanya sekitar 5-10 persen.
"Yang lain, teknologinya masih menengah atau bahkan di bawah. Ini yang harus kita pikirkan, bagaimana kita menyuplai tenaga itu. Padahal kita tahu Indonesia merupakan pasar sangat besar bagi industri perkapalan," terang Eko Julianto.
Sumber daya alam Indonesia juga sangat besar. Apalagi 2/3 Indonesia adalah laut dan untuk menjamin konektifitas antar pulau serta distribusi barang dan macam-macamnya membutuhkan armada yang banyak.
Kedepan, Indonesia tidak bisa hanya bertahan pada teknologi using, sehingga peningkatan SDM sangat mendesak agar bisa mewujudkan Indonesia emas.
Agar SDM semakin berkualitas dan percaya diri, maka dibutuhkan support dan dukungan maksimal dari seluruh stakeholder. Terlebih dengan melihat tingginya komponen pembuatan kapal yang harus impor.
"Yang kami lakukan saat ini adalah bagaimana bisa ke level dunia, jangan jadi pasar. Komponen perkapalan 70 persen impor harus segera dihilangkan dengan meningkatkan SDM. Dan dukungan Kadin sangat penting. Bagaimana Kadin mendorong pemerintah dan industri secara aktif dan nyata mengulurkan tangannya mensupport industri maritim bisa tumbuh, mulai dari perpajakan hingga dukungan kebijakan lain," pungkasnya. (sha/gol)
Load more