Surabaya, Jawa Timur - Peredaran narkoba di Jatim masih terbilang tinggi. Berdasarkan data BNN, wilayah Jatim masuk dalam 5 besar provinsi yang rawan narkoba. Hal ini disampaikan Kepala BNN Petrus Reinhard Golose, usai mengisi kuliah tamu di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS).
Kerawanan peredaran narkoba di Jatim karena dari demand (permintaan) agak tinggi untuk Jatim.
“Sehingga kalau bicara tentang teori supply dan demand, demand yang ada sehingga supply. Daerah rawan cukup banyak. Tapi saya terima kasih juga karena BNNP sini (Jatim) bekerja sama dengan stakeholder dan sudah melaksanakan intervensi dengan melakukan kegiatan,” tegasnya.
BNN akan terus fokus pada penyelamatan generasi muda, sehingga dimulai dengan kegiatan-kegiatan seperti saat ini, melalui sosialisasi pencegahan.
“Kita juga lakukan percepatan akselerasi. Jadi seperti kegiatan pagi ini (kemarin, red) terima kasih Universitas Wijaya Kusuma Surabaya adalah kampus bersinar (bersih narkoba),” jelasnya.
BNN melaksanakan kegiatan dalam kaitannya dengan penanggulangan narkotika di wilayah Jatim, dan ini akan terus digelorakan, melalui kampanye-kampanye.
“Hari ini saya dapat suatu narasi yang sangat luar biasa dari profesor sebagai Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, untuk menggelorakan war on drugs (perang lawan narkoba) dan deklarasi yang disampaikan bagaimana menyelamatkan generasi muda,” ujarnya.
Petrus Reinhard Golose menambahkan, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya benar-benar menjadi universitas yang mendeklarasikan dimana mendapatkan juara tahun lalu di Hari Anti Narkotika Nasional sebagai kampus terbaik dalam penanganan narkotika.
“Yang paling penting pesan saya sampaikan dengan kampus budaya Universitas Wijaya Kusuma adalah kebulatan tekad bersama BNN RI untuk membawa antinarkotika lewat budaya,” pungkanya. (sha/hen)
Load more