Mojokerto, Jawa Timur - Pemkab Mojokerto melalui Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto mengembalikan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sedikitnya 143 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang memiliki balita stunting kali ini menerima bantuan senilai 1,2 juta.
143 keluarga penerima BLT DBHCHT dengan bayi stunting itu dipilih dari 10 kecamatan, yakni dari KPM Kecamatan Mojoanyar, Bangsal, Puri, Kutorejo, Dlanggu, Pacet, Trawas, Mojosari, Pungging, Ngoro. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati.
Ikfina mengatakan, kasus stunting pada anak usia di bawah lima tahun (balita) merupakan salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia. Hal itu terjadi karena balita mengalami kekurangan gizi kronis pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), sehingga mengalami gagal tumbuh.
“Gagal tumbuh ini merupakan kondisi tubuh anak yang tidak dapat menerima atau memanfaatkan kalori untuk menambah berat badan. Sehingga kondisi tersebut membuat pertumbuhan anak tertinggal dari standar anak pada umumnya,” jelas Ikfina dalam kegiatan penyerahan BLT DBHCHT di Pendopo Kecamatan Bangsal, Kabupaten Mojokerto.
Untuk mengantisipasi hal itu, Ikfina meminta para orang tua untuk memenuhi indikator kecukupan gizi bagi anaknya. Salah satunya dengan menambahkan berat badan anak melalui makanan yang berbayar. Menurut Ikfina pemenuhan gizi ini sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak anak sebelum berusia 6 tahun.
“Kalau anak kita ingin pintar itu prosesnya hanya bisa dilakukan sebelum usia 6 tahun. Di masa itu otak itu nanti yang membuat anak-anak ini bisa cerdas dan pintar dalam menyerap segala hal yang diajarkan baik orang tua maupun guru sekolah,” katanya.
Tak hanya itu, agar otak anak-anak ini bisa bertumbuh dan berkembang secara maksimal, Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini juga meminta para orang tua untuk memberikan stimulasi atau kasih sayang kepada anaknya.
"Jadi anak- anak tidak boleh dimarahi maupun ditekan. Karena ketika anak itu bahagia, anak tidak sedih dan tidak tertekan maka perkembangan dan pertumbuhan otak bisa bekerja secara maksimal," tandasnya.
Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto itu juga meminta para kepala Puskesmas dan bidan di wilayahnya untuk memantau perkembangan berat badan anak-anak setiap bulannya.
"Mulai bulan depan harus ada perubahan. Jadi nanti grafik timbangannya harus naik," ujarnya.
Terkait penggunaan BLT ini, Bupati Ikfina berpesan kepada penerima agar digunakan untuk mencukupi kebutuhan gizi dan vitamin anak.
“Silahkan uangnya bisa digunakan untuk belanja kebutuhan anaknya, beli telur, sayur, beli vitamin dan makan-makanan yang kaya gizi lainnya,” pesannya.
Ikfina juga menegaskan, bansos ini tidak ada biaya potongan sepeser pun. Ia meminta para penerima untuk mengecek jumlah uang yang diterima itu di tempat.
“Tolong dicek, wajib dicek di sini, jangan sampai ketlisut, pastikan jumlahnya 2,1 juta. Karena bansos ini tidak ada potongan sepeser pun,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto, Try Raharjo Murdianto mengatakan, DBHCHT BLT tersalurkan kepada 5054 KPM yang berlangsung tujuh bulan.
Penerima BLT tersebut terdiri dari, buruh pabrik rokok, baik produksi dan nonproduksi, buruh tani tembakau dan KPM masyarakat miskin dan rentan yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), namun belum mendapatkan bansos dari pemerintah. Baik yang bersumber dari PKH, Program Sembako, atau BPNT di tahun ini.
''Jadi, ditembak tiap bulannya per KPM bisa jatah Rp300 ribu, sehingga total selama tujuh bulan per KPM mendapat Rp2,1 juta,'' pungkasnya. (ikn/hen)
Load more