Meski awalnya, para green operator ini harus didampingi instruktur saat mengoperasikan ADT, namun Desynta merasa nyaman bekerja di lingkungan tambang. Tidak ada diskriminasi dari rekan kerja khususnya para operator senior yang semuanya didominasi oleh laki-laki.
“Mereka membantu saya jika sedang mengalami kesulitan dalam hal pekerjaan,” tuturnya.
Selain Desynta, ada perempuan hebat lainnya bernama Ella Dwi Safitri yang menjadi green operator. Perempuan berusia 27 tahun ini juga merasakan hal yang sama. Sejak menjadi operator, Ella merasa keterampilan dan pengetahuannya tentang dunia tambang terus bertambah. Wawasannya semakin terbuka karena bisa bersosialisasi dengan banyak orang dari berbagai suku.
“Walaupun satu grup hanya ada satu perempuan, mereka bisa menciptakan suasana kerja yang sangat hangat penuh kekeluargaan,” katanya.
Selain menambah wawasan dan pengalaman kerja, Desynta maupun Ella mengakui kalau mereka mengikuti program Green Operator Training karena bisa membantu perekonomian keluarga. Mereka bangga karena bisa mematahkan stigma kalau perempuan tidak bisa mengoperasikan alat berat berukuran raksasa. (hoa/hen)
Load more