Banyuwangi, Jawa Timur - Beberapa tahun lalu, warga Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi menjuluki pria ini sebagai jagoan kampung. Ya, pria yang dimaksud bernama Rusdi.
Selain dianggap sebagai pemberani, pria berusia 40 tahun ini adalah salah satu pelaku tolak tambang emas yang ada di Gunung Tumpangpitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran.
Seiring dengan berkembangnya waktu, label "jagoan kampung" itu menghilang. Kini, yang tersemat pada nama Rusdi adalah sosok tokoh pemberdayaan ekonomi. Pria dengan 2 putra ini sudah menjadi pengusaha pengolahan kayu di Dusun Pancer, Desa Sumberagung. Sebab, di tempat pengolahan kayu tersebut, bergantung puluhan masyarakat sekitar untuk bekerja menyambung rejeki.
"Masa lalu memberi pengalaman yang membuat lebih bijaksana demi masa depan lebih baik,” ujar suami dari Nurul Islamiyah ini.
Sebenarnya, menggeluti usaha perkayuan bukan hal baru bagi Rusdi. Sejak bujang, pria kelahiran 14 April ini sudah malang melintang dalam dunia mebel. Usahanya dalam pemberdayaan ekonomi kampung itu semakin berkembang setelah bermitra dengan PT Merdeka Copper Gold Tbk.
Kerjasama dengan induk perusahaan PT Bumi Suksesindo (PT BSI) itu membuat pabrik pengolahan kayu milik Rusdi sering mendapat order besar. Apalagi saat ini sedang gencar melakukan program bedah rumah untuk masyarakat sekitar.
“Ketika job ramai, saya mempekerjakan sampai 50 orang. Saya sangat senang dan puas, apalagi kayu yang kami garap untuk program bedah rumah, untuk masyarakat yang membutuhkan,” kata Rusdi, Kamis (29/9).
Rusdi baru menyadari kalau investasi merupakan program pemerintah pusat yang bertujuan untuk percepatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya menjadi pelaku tolak tambang sejak era PT IMN (PT Indo Multi Niaga). Dulu, saya secara pribadi pernah diminta untuk tidak tolak tambang, tapi saya gak mau,” ujar Rusdi.
Untuk saat ini, pria tamatan SMP itu bersedia menjadi mitra dengan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tersebut karena merangkul melalui program dan melibatkan seluruh warga. Apa yang menjadi kebutuhan warga bisa dimusyawarahkan dulu, sehingga hasilnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Terkait usaha pengolahan kayunya, mantan jagoan kampung ini berharap bukan hanya menelurkan program berkelanjutan. Tapi juga mendukung dalam hal kelengkapan peralatan.
Sebab, para pekerja di tempat usahanya itu membutuhkan mesin pembelah kayu atau Table Band Saw.
Sehingga limbah kayu bisa dibuat peti untuk mengemas buah naga. Dengan demikian, bisa menambah penghasilan. Sebab, di desa tersebut, banyak warga yang sempat kehilangan mata pencahariannya karena dampak dari pandemi Covid-19.
Apa yang dilakukan Rusdi, mantan jagoan kampung Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, ini patut menjadi teladan. Berbekal semangat, niatan baik serta kepedulian pada sesama, dia mampu membangun usaha penebar manfaat. (hoa/hen)
Load more