Destinasi Wisata Sejarah Langka di Kota Pahlawan, Bengkel Kereta Api Balai Yasa Surabaya Gubeng Dibuka untuk Publik dalam Waktu Terbatas
- Istimewa
“Tempat itu bisa jadi stasiun Surabaya Kota, yang selama ini secara fisik sudah selesai renovasinya. Saatnya Stasiun Kota dimanfaatkan untuk bisa memberikan nilai tambah. Selain dimanfaatkan sebagai Stasiun untuk komuter, di salah satu sudut atau ruang Stasiun bisa dijadikan sebagai sebuah museum,” jelas Navy.
Dengan tempat yang layak dan representatif, sejarah perkereta apian bisa tersajikan dengan baik dan ini bisa menambah fungsi Stasiun sebagai tempat keberangkatan dan pemberhentian kereta api.
“Mereka para penumpang bisa mengisi waktu tingginya dengan berwisata di dalam stasiun," tambah Nevy.
Kota Surabaya adalah kota pahlawan, dimana para buruh kereta api di era revolusi terlibat dalam sebuah laskar yang turut berjuang untuk mempertahankan kedaulatan bangsa.
Bahwa pada pertempuran 10 November 1945, Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) mempunyai peran yang signifikan. Pasukan AMKA yang terbentuk di Jalan Waspada Surabaya memiliki fungsi tempur yang sangat luar biasa.
Peran seperti inilah yang belum banyak diketahui publik dan karenanya sudah saatnya ada wadah yang dapat menjadi display tentang peran Kereta Api dan sejarah perkeretaapian Indonesia, khususnya di Surabaya.
Sejarah perkeretaapian di Indonesia memang dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864.
Kemudian pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875 dengan rute Surabaya-Pasuruan-Malang. Stasiun Surabaya ini tidak lain adalah Stasiun Kota atau Semut.
Sementara, pada tahun 1910 SS membangun Werkplaats Soerabaja-Goebeng dan mulai digunakan sekitar tahun 1913. Sekarang dikenal dengan nama Balai Yasa Surabaya Gubeng. Pembangunan itu mengacu pada bengkel-bengkel kereta api terbaik yang berada di Eropa maupun Amerika.
Mengutip situs Heritage.kai.id bahwa pada tahun 1925, Bengkel Kereta Api Surabaya Gubeng, yang dipimpin oleh ir. H. P. Kalbacher Turkenburg, mengerjakan logam dan kayu.
Untuk pekerjaan logam terdapat los-los untuk: pembuatan ketel, pembuatan bangku, bengkel bubut, bengkel pandai besi, pengecoran besi dan tembaga, pengrajin timah, dan pembuatan instrument. Sedang los-los pekerjaan terkait kayu meliputi: pengeringan kayu, bagin gerobak, pertukangan, reparasi lampu, pewarna dan cat.
Load more