Menurut Vidi, teknik penyusunan bata merah pada bangunan situs Watesumpak ini berbeda dengan struktur umpak di sisi barat. Jika struktur umpak menggunakan teknik gosok, struktur seperti dinding ini menggunakan teknik spasi.
"Dari struktur juga kita lihat ada pola struktur yang berbeda, artinya dari sistem pengerjaan itu ada yang sistem kosot (gosok) lalu ada sitem yang dia menggunakan spasi. Itu yang kita temukan di ekskavasi kali ini," ucapnya.
Hipotesis situs Watesumpak ini menurut Vidi, merupakan bangunan profan yang mengarah ke bekas permukiman. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya temuan pecahan genting, bubungan atau puncak atap bangunan, dan ukel atau hiasan atap bangunan.
"Dugaan awal candi, tetapi dengan kita lakukan ekskavasi kali ini kita belum berani mengatakan bahwa ini bangunan suci. Karena temuan-temuan yang mengarah ke bangunan suci belum bisa kita dapatkan. Hanya saja temuan serta yang cukup beragam disini lebih cenderung ke bangunan yang sifatnya plafon karena kita menemukan genting yang cukup banyak kuantitasnya. Selain itu kita juga menemukan bubungan atap, kemudian ukel yang biasanya digunakan disudutan atap tumpang," tandasnya. (ikn/hen)
Load more