Kini, produk yang dia hasilkan telah menembus pasar Malang Raya, Jakarta, Denpasar hingga Pontianak.
Seto, yang dahulu berprofesi sebagai seorang sopir itu mengaku bersyukur bisa memiliki usaha sendiri.
Terjangan badai pandemi membuatnya bertekat untuk beralih profesi, menjadi pengrajin media tanaman hias.
Berjalannya waktu, usahanya terus berkembang hingga saat ini menembus omzet hingga Rp24 juta per bulan. Kini permintaan pasar dari Bali hingga Kalimantan terus menanti hasil produksinya.
"Sekarang permintaan pasar masih tinggi, ini saja saya kewalahan untuk memenuhi pesanan dari Denpasar dan Pontianak," ungkapnya.
Dikatakan Seto, kualitas produk menjadi kunci utama dalam merangkul pasar. Untuk itu, dia terus melakukan inovasi untuk menciptakan produk berkualitas dengan harga terjangkau.
Media tanaman hias, yang dibuat Seto cukup unik. Hanya berbahan sabut kelapa dan kawat loket, dia mampu membuat pot bunga berbentuk segi tiga, segi enam, lingkaran hingga setengah lingkaran.
Load more