Budidaya Ayam Hias Jenis Ringneck Pheasant Mulai Digemari, Ini Kiatnya
- tim tvone - umar sanusi
Jombang, Jawa Timur - Seorang anggota TNI di Jombang, sukses beternak ayam hias. Ayam hias yang dipilih adalah jenis ringneck pheasant. Ayam tersebut belum banyak di pasaran, sehingga permintaan masih cukup tinggi. Karena ketekunannya, penghasilannya paling sedikit 5 juta rupiah per bulan. Pemasaran ayam tersebut hingga lintas provinsi, seperti Semarang dan Pati, Jawa Tengah.
Sebagai persiapan pekerjaan setelah pensiun dari TNI, Sugiono (57), warga Desa Ngudirejo, Kecamatan Diwek, Jombang, disibukkan dengan memelihara ayam hias ringneck pheasant. \ Ayam hutan yang berasal dari Negeri Tibet ini dipelihara dengan baik untuk mendapatkan penghasilan selain gaji pensiunan TNI.
"Mulai Bulan Januari tahun depan saya resmi sudah pensiun. Kalau sekarang masih MPP," terang mantan anggota Kodim 0814 Jombang ini.
Pemeliharaan ayam hias ini tidak jauh berbeda dengan cara pemeliharaan unggas lain. Misalnya ayam kampung atau itik. Pakan dan minumnya sama dengan ayam jenis lain. Namun ayam hias ini tidak suka air dan tempat kotor.
"Kandangnya harus tetap kering dan bersih. Ayam ini tidak suka basah-basah. Karena kalau bertelur di sembarang tempat, tidak di sarang, cukup di atas tanah," papar Sugiono.
Yang menjadikan ayam jenis ini mahal, terang Sugiono, warnanya. Karena warna bulunya yang khas menjadi daya tarik dan keindahan tersendiri, terlebih yang telah memiliki ekor panjang, menjadi lebih indah. Ayam jenis ini, panjang ekornya sampai 60 sentimeter.
"Yang menjadi istimewa dan mahal, ya warnanya," kata Sugiono.
Yang menjadikan ayam jenis ini mahal menurut Sugiono, selain warna yang indah dan ekornya yang panjang, juga dikarenakan sulitnya membudidayakan. Ayam ini tidak mau mengeram sendiri, sedangkan cangkang telurnya cukup tebal.
"Saya sudah mencoba mengeramkan dengan ayam kampung tidak mau menetas. Dengan itik juga tidak mau menetas. Kemudian dengan entok, baru mau menetas. Tapi kan sulit mencari entok yang sedang mengeram," papar Sugiono.
Selain sulit mencari mentok, lanjut Sugiono, kekuatan mengeram entok maksimal 20 butir. Sedangkan ayam hias ini sekali bertelur mencapai 30 butir. Kalau ayam hiasnya banyak, berarti telurnya berjumlah ratusan butir, sehingga memerlukan entok banyak.
Load more