Blitar, Jawa Timur - Permintaan gas lpg non subsidi di Blitar turun hingga 10 persen. Hal itu disebabkan karena harga gas non subsidi naik sejak 10 Juli 2022 lalu. Dampak kenaikan ini mengakibatkan penurunan permintaan di pasaran.
Manager Area PT Gas Elpindo Jaya, Rahadian Eka Priyanto mengaku sejak diberlakukan kenaikan harga oleh pemerintah, terjadi penurunan permintaan di pasaran hingga 10 persen.
"Kita memasok sekitar 500 agen se-Blitar Raya. Memang sejak ada kenaikan gas non subsidi, permintaan menurun antara 5-10 persen," ujar Rahadian, Rabu (20/07).
Dia mengungkapkan, kenaikan harga gas non subsidi sekitar Rp2 ribu per kilogram. Ia mencontohkan, untuk gas 12 kg yang sebelumnya Rp188.700, kini menjadi Rp213 ribu. Kemudian untuk gas 5,5 kg sekarang menjadi Rp100 ribu, kalau sebelumnya Rp88.800.
"Kalau pasokan per hari dari Pertamina tetap mas. Yang turun itu permintaan pasar. Ini saja masih ada sebagian pasokan yang kemarin belum terdistribusi ke agen. Karena memang tidak ada permintaan," ujarnya.
Rahadian menambahkan, sejak Desember 2021 kenaikan gas non subsidi sudah empat kali. Awalnya harga gas non subsidi untuk 5,5 kg senilai Rp65 ribu, sedangkan 12 kg senilai Rp139 ribu.
"Sejak akhir tahun 2021 sampai sekarang, kenaikan gas non subsidi sudah 4 kali," imbuhnya.
Load more