Polda Jatim Periksa Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Amankan Sejumlah Barang Bukti dan Pasang Police Line di Lokasi
- tim tvone - khumaidi
Sidoarjo, tvOnenews.com - Polda Jatim terus berupaya melakukan proses penyelidikan dan penyidikan terkait ambruknya gedung berlantai tiga Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo.
Tim Ditreskrimsus dan Inafis mengamankan dan mengumpulkan beberapa barang bukti, mulai dari besi beton, kayu, bambu dan bongkahan bangunan untuk kemudian dibawa ke Mapolda Jatim. Mereka juga memeriksa sejumlah titik lokasi ambruknya gedung di sekitar area Ponpes Al Khoziny.
Tidak hanya mengamankan sejumlah barang bukti dan memeriksa beberapa titik lokasi, polisi juga memasang police line di sekitar area Ponpes Al Khoziny dan melarang siapapun masuk ke lokasi, termasuk pengurus santri yang hingga saat ini masih berada di sekitar pondok.
Sementara itu, perwakilan Ndalem Ponpes Al Khoziny yang juga Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, KH Zainal Abidin menyampaikan perihal proses penyelidikan dan penyidikan oleh Tim Polda Jatim.
"Kemarin sudah mengambil beberapa sampel bangunan, hari ini tadi ada pemasangan police line. Saya tidak tahu berkas-berkas yang dibawa apa, tapi kami sudah instruksikan kepada santri yang masih ada disini untuk mengambil barang-barang penting supaya bisa diselamatkan sebelum police line sudah dipasang," ucap Kiai Zainal kepada para awak media.
Menurutnya pemeriksaan polisi adalah prosedur umum yang harus dihormati dan dihargai dengan tetap merespon baik para penegak hukum sesuai aturan yang berlaku.
"Apapun proses yang terjadi jangan sampai ada yang kita kurangi karena ini negara hukum, tetap kita hargai yang dilakukan para penegak hukum. Pemeriksaan polisi sudah barang tentu ini prosedur umum, maka kita fasilitasi, kita beri kesempatan untuk memasang police line, untuk tindak lanjut kita tunggu perkembangan yang ada," jelasnya.
Mengenai kegiatan belajar mengajar santri kedepannya, dirinya menyebut selama lokasi Ponpes dipolice line, maka kegiatan belajar mengajar dialihkan ke tempat lain.
"Untuk para santri memang secara otomatis pulang seizin pengasuh dan rencananya 2 hingga 3 minggu kedepan diperbolehkan untuk kembali dan sudah dirancang persiapan agar terus ada proses belajar mengajar tidak terhambat," ujarnya.
"Sementara itu, karena gedung ini sudah dipolice line nanti sudah kita arahkan bisa di kampus 2 Al Khoziny juga di Pondok Pesantren Al Falah Siwalan Panji karena sudah bagian Al Khoziny," imbuhnya.
Kiai Zainal belum dapat memastikan jumlah santri yang akan kembali untuk melanjutkan kegiatan belajar di Ponpes akibat peristiwa gedung ambruk di Ponpes Al Khoziny.
"Kita belum tahu secara total perpindahan kepulangan santri secara total, mungkin diantara mereka masih trauma, sehingga kita menyesuaikan dengan santri yang datang," tegasnya.
Saat disinggung mengenai apakah bangunan Ponpes Al Khoziny akan dirobohkan semua karena indikasi konstruksi yang tidak sesuai aturan, Kiai Zainal menjawab masih belum mengetahui secara pasti.
"Kita belum tahu pasti karena kemarin masih dilakukan pembicaraan mengenai investigasi terhadap bangunan-bangunan yang ada. Kalau menurut penelitian para ahli tidak layak ditempati untuk belajar mengajar dan menginap, maka kita sudah siapkan lokasi untuk para santri di tempat lain yang disebut tadi," kata dia.
Ia juga menegaskan hingga saat ini belum ada pihak pondok menjalani pemeriksaan polisi, dia pun tidak mengetahui soal perijinan Ponpes Al Khoziny.
"Terkait pemeriksaan polisi saya tidak berhak berkomentar kita tunggu perkembangannya kedepannya. Sepengetahuan saya belum ada yang dipanggil," terangnya.
"Sampai saat ini belum ada pihak pondok yang diperiksa polisi. Kebetulan saya sebagai wakil dari Ndalem, persoalan hukum saya tidak berhak menjelaskan. Mengenai perizinan saya lebih tidak tahu karena saya alumni," pungkasnya. (khu/hen)
Load more