Pasca Peristiwa Keracunan, Dinkes Lamongan Kirimkan Sampel Makanan Untuk Diuji di Laboratorium
- moh mahrus
Lamongan, tvOnenews.com - Program Makanan Bergizi Gratis di SMA 2 Lamongan yang berujung pada insiden keracunan terhadap belasan pelajar terjadi pada Rabu (17/9/2025) kemarin.
Sebelumnya, terdapat 13 siswa SMA Negeri 2 Lamongan yang mengalami keracunan diduga usai santap MBG dan makan di kantin sekolah. Sembilan pelajar terpaksa diobservasi, empat korban dipulangkan lantaran kondisi sudah membaik dan mendapat perawatan jalan. Sedangkan dua lainnya masih menjalani rawat inap di RS Islam Nasrul Ummah Lamogan.
Penyebab pasti keracunan hingga saat ini masih dalam penyelidikan. Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lamongan segera memperketat pengawasan dan keamanan pangan dalam pelaksanaan MBG, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Permenkes Nomor 2/2023 dan Permenkes Nomor 17/2024.
dr. Moh. Chaidir Annas, Kadinkes lamongan mengungkapkan, pihaknya terus melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kualitas makanan yang disediakan melalui MBG. Mulai dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), SMADA, rumah sakit, klinik dan puskesmas yang merawat siswa terdampak.
“Kami bekerja sesuai dengan tupoksi. Ada MBG atau tidak, kami tetap melakukan pembinaan terkait pola hidup bersih dan sehat serta pengawasan tempat produksi makanan,” kata dr. Annas, Jumat (19/9/5).
Sebagai bagian dari tindakan lanjutan, Dinkes Lamongan melakukan pengambilan sampel makanan dari kantin sekolah dan air di sekitar lingkungan SMADA untuk uji laboratorium.
“Kami akan mengirimkan sampel ke BPOM atau laboratorium kesehatan untuk dianalisis lebih lanjut. Jika ditemukan tanda-tanda keracunan, maka proses penanganannya akan ditingkatkan,” jelas dr. Annas.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa tim Dinkes akan terus melakukan langkah-langkah preventif dan memantau perkembangan kasus ini untuk memastikan lingkungan sekolah tidak terpapar potensi bahaya lebih lanjut dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
"Kita tetap memantau perkembangan kasus ini, dan selanjutnya kita akan terus mengawasi tempat-tempat yang perlu diwaspadai,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Lamongan, Dr. Sofyan Hadi, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa sementara waktu pelaksanaan MBG di sekolah dihentikan.
"Dinas kesehatan sudah mengambil sampel dari kantin dan air sekolah untuk diuji di laboratorium. Untuk sementara waktu, MBG di sekolah kami dihentikan hingga hasil sampel keluar,” ujar Dr. Sofyan.
Load more