Kenangan Terakhir Keluarga Jember Sebelum Jadi Korban Bus Maut Probolinggo
- tim tvOne - sinto sofian
Jember, tvOnenews.com – Dengan mata berkaca-kaca, Abdul Wahab (60) dan Maimunah (51), warga Jalan Sultan Agung Jember, menceritakan kenangan terakhir anak, menantu, dan cucunya usai menjadi korban tewas kecelakaan bus di Probolinggo, Minggu (14/9) lalu.
Wahab dan Maimunah adalah orang tua Hendra Pratama (37), karyawan Rumah Sakit Bina Sehat Jember.
Hendra yang biasa dipanggil Alif ini adalah anak pertama dari tiga bersaudara.
“Adiknya perempuan semua,” jelas Wahab yang diamini istrinya.
Wahab bercerita jika Minggu pagi sekitar pukul 05.30 WIB, ponselnya berdering. Saat diangkat, wajah cucunya yang tampak di layar ponsel.
“Kung, aku di Bromo bersama ayah dan bunda, da da da Kung,” kata Wahab menirukan suara cucunya.
Namun pada pukul 14.30 WIB, Wahab mendapat kabar bus yang ditumpangi anak, menantu, dan cucunya kecelakaan di Probolinggo.
“Saya ngecek online terakhir WhatsApp Hendra pukul 11.55 WIB, sementara online terakhir menantunya 10.30 WIB,” jelasnya.
Menyaksikan kondisi bus yang ringsek parah di bagian bodi kanan, Wahab menduga anaknya meninggal dunia
“Kemanapun setiap naik bus atau kendaraan lain, Hendra selalu memilih kursi depan atau baris belakang sebelah kanan. Alasannya, dia suka mengambil video dan foto saat bepergian. Sekalian promosi HP. Dia kan punya counter HP,” kata Wahab panjang lebar.
Sebelum meninggal dunia, Hendra sempat berpesan pada ibunya.
“Saat itu ada pengumuman di masjid ada orang meninggal dunia. Tiba-tiba Hendra berucap pada saya jika dirinya meninggal dunia ingin dimakamkan di belakang masjid tempatnya menjadi takmir masjid di Desa Serut, Panti, Jember. Bahkan sebelumnya seluruh teman-temannya dihubungi untuk meminta maaf,” terang Maimunah.
Maimunah menambahkan jika selama ini Hendra menjadi takmir masjid dan suka bersih-bersih di masjid tersebut. Selama menikah, ia tinggal bersama istrinya di desa tersebut.
“Hendra kerja di cleaning service RS Bina Sehat Jember. Setiap kali istirahat dia mampir di sini untuk makan dan tidur-tiduran. Karena memang rumah ini saya bangun untuk dia. Namun dia lebih suka tinggal di rumah istrinya. Karena menantu saya itu sudah tidak punya bapak,” terangnya.
Load more