Alasan Sistem Error, 120 Calon Siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi Tidak Jadi Diterima
- tim tvone - happy oktavia
Banyuwangi, tvOnenews.com – Inilah yang dialami 120 calon siswa yang hendak melakukan daftar ulang ke SMA Negeri 1 Giri Banyuwangi. Sejak Senin (1/7) pagi hingga sore, silih berganti wali murid bersama anaknya harus pulang lagi bahkan dengan kondisi menangis, gegara merasa kena prank Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Provinsi Jawa Timur.
Seperti yang dialami Elizabeth Wulandari Widiastuti. Wali murid berusia 52 tahun ini mendatangi SMAN 1 Giri dengan sejumlah berkas penerimaan siswa baru yang sah dari website SPMB Provinsi Jawa Timur. Dengan wajah sumringah, dia datang bersama putrinya, Maria Caroline Seftiani Sawitry.
Ibu dan anak ini datang karena sesuai dengan berkas yang dicetak dari website SPMB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur kalau diterima sebagai siswa di SMAN 1 Giri Banyuwangi melalui jalur domisili.
Tiba di SMAN 1 Giri sekitar pukul 10.00 WIB, Elizabeth langsung ditolak dan diminta kembali ke sekolah pada pukul 13.00 WIB.
“Saya dan anak saya sudah ke sekolah pagi karena jam 4 itu sudah ada pengumuman kalau anak diterima dan ini sah, resmi dari website PPDB. Sampai di sekolah, jangankan dilihat berkas saya, baru masuk sudah disuruh pulang,” terang Elizabeth kepada wartawan, Selasa (1/7).
Elizabeth menyebut, anaknya tersebut memiliki nilai akademis yang baik dan tidak ada angka 7 disana. Namun, putrinya mengambil jalur domisili lantaran lokasi tinggalnya dekat dengan sekolah tersebut, sehingga tak ada firasat bahwa putrinya akan ditolak.
“Anak saya pinter, gak neko-neko dan nilainya bagus terus. Tapi ini ambil domisili karena di Kebalenan rumahnya kan dekat, serta peluang ini lebih besar,” ujar Elizabeth sambil beruraian air mata.
Dia curiga ada upaya permainan dalam penerimaan siswa baru dan nasib anaknya jadi korban.
“Logikanya, anak saya masuk daftar nomor 7 katanya kuota tinggal 3 kenapa kok masih dibuka. Harusnya ditutup dan tidak diumumkan diterima, bagaimana nasib anak saya kan harusnya bisa dia masuk SMA sini,” keluh Elizabeth sambil mengusap air matanya.
Hal yang sama juga dialami oleh Nuryanto, salah satu orang tua siswa mengaku kecewa dan kena prank terhadap sistem penerimaan siswa baru yang mengabaikan kepentingan anak dalam mencari pendidikan terbaik.
Nuryanto mengaku anaknya telah memenuhi segala persyaratan termasuk keterangan bebas narkoba dari kepolisian sesuai dengan syarat yang tercantum dalam pengumuman daftar ulang tersebut.
“Ini mengecewakan, kami kena prank. Nomor PIN anak kami sudah terkunci dan gak bisa daftar ke sekolah lain padahal ini hari terakhir. Sampai sini kami malah ditolak,” jelas Nuryanto.
Sementara Kepala Sekolah SMAN 1 Giri, I Ketut Renen mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Kuota seluruh rombel sebanyak 360 kursi telah terpenuhi.
“Total kuota di sekolah kami sudah terpenuhi, makanya kami kaget ketika ada 123 siswa mau daftar ulang melalui jalur pemenuhan kuota,” tegas I Ketut Renen.
Melihat situasi itu pihaknya langsung menghubungi Dinas Pendidikan Provinsi Jatim sebagai penanggungjawab utama PPDB ditingkat SMA.
“Kami konfirmasi langsung ke dinas dan katanya ada perbaikan sistem, kami meminta agar nomor PIN 123 siswa ini dibuka sehingga mereka bisa daftar ke SMK karena kalau di sekolah kami sudah tidak mungkin,” terangnya lebih lanjut.
Hingga hari ini, Rabu (02/07), tvOnenews.com mendapatkan kabar dari sejumlah wali murid yang anaknya ditolak masuk SMA Negeri 1 Giri, kalau PIN pendaftaran sudah dikembalikan. Sehingga siswa bisa mendaftarkan dirinya ke SMK Negeri.
Namun ada beberapa wali murid yang masih mengalami kekecewaan karena anaknya tidak ingin mendaftar ke SMK Negeri. Sedangkan untuk mendaftar di sekolah swasta, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. (hoa/hen)
Load more