Antisipasi Banjir Lahar Semeru Susulan, Penambang Pasir Lakukan Normalisasi Sungai Regoyo secara Sukarela
- tim tvone - wawan sugiarto
Lumajang, tvOnenews.com - Banjir lahar hujan Gunung Semeru, mengakibatkan tanggul Sungai Regoyo, di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, kembali ambrol dan semakin kritis, Rabu (14/5).
Bagian bawah tanggul yang terbuat dari bronjong dan dinding betonnya amblas ikut terbawa banjir, dengan total volume kerusakan mencapai 500 meter dari panjang tanggul 2 kilometer.
Untuk mengantisipasi terjangan banjir lahar susulan yang mengarah ke tanggul, para penambang pasir setempat kini tengah melakukan upaya penanganan darurat yakni normalisasi aliran sungai.
"Hari ini kita secara sukarela ikut berpartisipasi melakukan normalisasi sungai, kita lakukan penyudetan agar aliran lahar tidak mengarah ke tanggul sungai yang kini kondisinya semakin parah kerusakannya akibat beberapa kali diterjang lahar Semeru," kata salah satu penambang pasir, Satuhan, Rabu (14/5).
Satuhan menyebutkan ada 8 unit alat berat yang diterjunkannya guna melakukan kegiatan normalisasi sungai ini.
"Ada 8 alat berat, ini sifatnya sementara. Mudah-mudahan tidak terjadi banjir besar lagi. Kasihan masyarakat yang di bawah kampung renteng," ungkapnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang kini tengah menyiapkan beberapa langkah mengantisipasi banjir lahar hujan Gunung Semeru susulan.
Sebab, saat ini dari 2 kilometer tanggul, yang rusak sudah mencapai 500 meter dengan ketebalan hanya 50 sentimeter. Padahal, di balik tanggul ini terdapat 256 jiwa yang bermukim.
Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan beberapa langkah darurat disiapkan untuk mengantisipasi kerusakan tanggul semakin parah.
Salah satunya dengan cara memasang beronjong dari tumpukan batu untuk menutup lubang pada tanggul yang rusak.
"Kita akan pasang beronjong untuk menutup tanggul yang terkikis itu, ini sudah mulai pengerjaan," kata Indah di Lumajang.
Selain itu, pemerintah juga akan melakukan pengalihan arus sungai ke sisi selatan atau menjauhi tanggul agar saat banjir menerjang, tidak langsung menabrak tanggul yang sudah mulai rusak.
"Arus sungainya juga kita akan alihkan ke sisi selatan dan tidak mendekati tanggul. Kita juga dibantu para pemilik tambang di lokasi," tambahnya.
Usai dilakukan pengalihan arus, Pemkab Lumajang juga akan memasang krip atau penghalang arus sepanjang 100 meter untuk menghalau terjangan banjir agar menjauhi tanggul.
"Kita juga akan pasang krip untuk mengarahkan arus, nanti panjangnya sekitar 100 meter, agar tidak mengarah ke tanggul," pungkasnya.
Pemkab Lumajang saat ini juga sudah menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 90 hari untuk percepatan penanganan kerusakan tanggul. (wso/hen)
Load more