Dam Kalibladak Penahan Lahar Gunung Kelud di Blitar Rusak Akibat Tambang Pasir Ilegal
- Tim tvone - Rohmadi
Blitar, tvOnenews.com – Pemandangan memilukan terjadi di kawasan Kalibladak, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. Dam penahan lahar dingin yang dibangun sejak era Presiden Soeharto kini mengalami kerusakan parah. Kerusakan ini diduga kuat akibat aktivitas penambangan pasir ilegal yang tak terkendali.
Bupati Blitar Rijanto, tampak tak kuasa menahan air mata saat meninjau langsung kondisi dam tersebut. Dengan suara bergetar, ia menyampaikan kesedihannya melihat bangunan vital yang menghabiskan anggaran miliaran rupiah itu kini rusak berat.
“Saya menangis saat melintas melihat dam yang dibangun menghabiskan miliaran rupiah di era Pak Harto sekarang rusak,” ujar Rijanto.
Dam Kalibladak memiliki fungsi krusial untuk menahan aliran lahar dingin dari Gunung Kelud agar tidak menerjang permukiman warga di bawahnya. Namun, rusaknya struktur dam akibat eksploitasi liar dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan masyarakat sekitar, terutama saat musim hujan.
Rijanto menegaskan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menghentikan aktivitas tambang ilegal di sekitar dam. Selain itu, langkah-langkah perbaikan infrastruktur juga akan segera dirancang.
“Ini harus segera ditindak. Kita tidak bisa membiarkan kerusakan ini terus terjadi karena menyangkut keselamatan warga,” tegasnya.
Ia juga menyoroti kurangnya pengawasan terhadap aktivitas warga yang menambang di tebing sekitar dam tanpa memperhatikan dampak lingkungan.
“Ada pepatah, manusia serakah alam tak ramah. Ini bisa dibuktikan. Mari kita sama-sama mengamankan dan melestarikan anugerah Allah SWT,” tutupnya.
Sementara untuk mencegah kerusakan semakin meluas, Kapolres Blitar Kota, AKBP Titus Yudho Uly mengajak Forkopimda untuk melakukan reboisasi dengan melakukan penanaman pohon di kawasan bekas tambang pasir ilegal di Kali Bladak, lereng Gunung Kelud.
"Ini adalah bentuk kepedulian kita terhadap lingkungan. Penanaman pohon ini bertujuan memitigasi potensi bencana alam seperti tanah longsor dan banjir," ujarnya.
Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen bersama dalam memulihkan kondisi lingkungan serta meminimalisasi risiko bencana alam di wilayah rawan. (min/hen)
Load more