Diduga Salah Diagnosa. Kesehatan Balita Anak Komisioner Bawaslu Tuban Semakin Parah
- tim tvone - hartono
Tuban, tvOnenews.com – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Koesma Tuban, kembali disorot. Salah seorang dokter di rumah sakit tersebut, dinilai sembrono dalam mendiagnosa penyakit pasien, hingga mengakibatkan salah seorang balita justru kondisi sakitnya semakin parah, setelah mendapat penanganan dari rumah sakit plat merah tersebut.
Hal ini menimpa Rasyid Dwi Ataraska, 9 bulan, anak pasangan Sutrisno Puji Utomo, 33 tahun, dan Intan 33 tahun. Sutrisno yang juga salah satu Komisioner Bawaslu Tuban ini mengungkapkan kekecewaanya terhadap pelayanan RS dr Koesma Tuban, lantaran niat hendak mengobatkan anaknya yang sakit, bukannya mendapat penanganan rawat inap, tetapi justru pasien dipulangkan oleh dokter jaga Instalansi Gawat Darurat (IGD) dengan alasan pasien tidak membutuhkan rawat inap.
Berdasarkan keterangan Sutrisno, saat dibawa ke rumah sakit, Jumat (25/4) kondisi anaknya sudah mengkhawatirkan, kondisi badannya demam dengan suhu 38 derajat, kulitnya melepuh dan muka lebam.
Namun anehnya dikatakan dokter hanya alergi biasa dan hanya diberikan resep obat. Bahkan menurut Sutrisno, saat dirinya di IGD RSUD dr. R. Koesma Tuban, salah seorang dokter jaga, dengan santainya sambil mengatakan anaknya cukup rawat jalan.
‘’Saat di IGD respon dokter jaga begitu santai, dokter mengatakan anak saya hanya alergi biasa tanpa dicek apapun, jadi bisa pulang dan besoknya bisa membaik,” tutur Sutrisno.
Alih-alih sembuh, Sutrisno justru melihat buah hatinya semakin parah setelah pulang dari rumah sakit.
“Andai saja waktu saya bawa ke RSUD pada hari Jumat itu langsung mendapatkan perawatan, mungkin kondisinya tidak separah sekarang,” imbuhnya.
Tak tega melihat buah hatinya terus kesakitan, Sabtu (26/4), Sutrisno membawa anaknya ke Rumah Sakit Medika Mulia, Jalan Majapahit, Tuban. Setelah dilakukan tes darah untuk diagnosis, ternyata Rasyid Dwi Ataraska terkena Sindrom Stevens-Johnson dan nekrosis epidermal toksik (SJS/TEN). Pasien yang terkena penyakit ini kondisi kulitnya mengelupas serius dan seperti luka bakar.
Saat dikonfirmasi, Masyhudi, Direktur RSUD dr. R. Koesma Tuban, membenarkan adanya kejadian tersebut. Kata dia, tidak benar jika dokter jaga tidak melakukan tindakan. Dokter sudah menawarkan tindakan penyuntikan antibiotik, namun orang tua menolak dengan alasan kasihan pada anaknya.
Load more