Gresik, Jawa Timur- Akibat Infrastruktur jalan penghubung atau lebih dikenal dengan jalan poros desa (JPD) di wilayah Kecamatan Manyar barat minim perhatian pemerintah daerah, membuat warga di Desa Ngampel, Pejangganan, dan Morobakung mengalami kesulitan beraktifitas terutama aktifitas ekonomi.
Selain disebabkan akses jalan penghubung desa yang berukuran sempit dan kerap terjadi kemacetan, jika ada dua kendaraan roda empat yang melintas bertemu di satu titik dari arah berlawanan. Apalagi warga tidak mengizinkan jalan lingkungan untuk dilalui kendaraan roda empat, karena selain sempit juga membahayakan warga sekitar.
Ironisnya meskipun sering kali dikeluhkan warga karena permasalahan jalan sudah puluhan tahun belum terpecahkan. Namun hingga kini belum ada tindakan dari pemerintah. Akibatnya, jika ingin masuk ke salah satu desa, warga terpaksa melalui jalan lingkungan Desa Sembayat.
"Selama ini akses jalan masuk tiga desa itu melalui pasar Desa Sembayat, tapi di jam-jam pasar beroperasi, pengendara roda 4 tidak bisa lewat, akhirnya lewat gang sebelahnya, sehingga ini sangat menghambat ekonomi warga tiga desa," kata Anwar, salah satu warga setempat.
Dikatakan Anwar, Masyarakat pun meminta pemerintah baik eksekutif maupun legislatif mencarikan solusi terbaik. Bahkan, sejumlah usulan telah disampaikan warga kepada salah satu Anggota Komisi II DPRD Gresik M Syahrul Munir dalam Reses bersama warga dan tokoh desa Manyar Barat.
Warga menawarkan beberapa alternatif, diantaranya membangun jalan akses penghubung Desa Ngampel menuju Desa Gumeno, jalan penghubung Desa Ngampel menuju Desa Tanggulrejo, dan Desa Ngampel menuju Desa Sumberejo. Terakhir tetap melewati Pasar Desa Sembayat, namun dengan penataan kuasa jalan.
"Jadi sudah kita sampaikan, ada beberapa alternatif diantaranya tetep lewat Pasar Desa Sembayat dengan pelebaran jalan, kita yakin kalau pemerintah legislatif dan eksekutif serta pemerintah desa bisa kompak, penataan ini akan terwujud," beber Anwar.
Load more