Keseruan Pawai Ogoh-ogoh di Jombang, Ada Tradisi Berebut Tumpeng Sayuran dan Hasil Bumi
- tim tvone - rohmadi
Jombang, tvOnenews.com – Umat Hindu di Jombang, menyelenggarakan upacara Tawur Agung Kesanga dan pawai Ogoh-Ogoh untuk menyambut Hari Raya Nyepi. Acara ini dilaksanakan di Desa Wonomerto, Kecamatan Wonosalam, pada Jumat sore (28/3).
Acara besar umat Hindu ini menarik antusiasme warga setempat untuk mengikuti berbagai prosesi acara, mulai dari upacara, arak-arakan Ogoh-ogoh, rebutan tumpeng sayuran, hingga prosesi pembakaran. Antusias warga datang tidak hanya dari umat Hindu saja, melainkan semua umat beragama di sekitar acara tersebut.
Upacara Tawur Agung dan pawai Ogoh-ogoh yang biasa digelar umat Hindu di Bali, namun umat Hindu di Jombang juga merayakannya sebagai wujud partisipasi merayakan Nyepi.
Di Desa Wonomerto, umat Hindu bersama warga lintas agama membuat tujuh Ogoh-ogoh dengan berbagai karakter, mulai dari yang sederhana hingga ukuran raksasa. Acara ini dimulai dengan upacara keagamaan, diikuti dengan arak-arakan Ogoh-ogoh sejauh dua kilometer.
Selain Ogoh-ogoh, hasil bumi warga berupa sayuran dan buah-buahan juga diarak sebagai bagian dari prosesi tersebut. Warga yang menyaksikan acara tersebut antusias, menunjukkan kegembiraan mereka saat prosesi arak-arakan berlangsung.
Setelah tiba di lapangan yang menjadi tempat akhir prosesi, Ogoh-ogoh dikumpulkan dan didoakan, sementara tumpeng sayuran dan buah-buahan menjadi rebutan warga yang turut memeriahkan acara.
Nur Nabila salah satu warga mengaku terkesan akan pertujukan ogoh-ogoh yang diarak di sepanjang jalan. Menurutnya, kearifan lokal ini bisa dilihat di Jombang tidak harus pergi ke Bali.
“Seru sekali. Semoga tahun depan semakin keren lagi. Tadi juga dapat jeruk waktu rebutan tumpengan hasil bumi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Jombang, Juadi, menjelaskan bahwa makna dari prosesi pembakaran Ogoh-ogoh adalah untuk mengembalikan sifat raksasa para buta atau makhluk alam bawah yang ada di bumi kembali ke alam asalnya.
“Upacara ini bertujuan untuk mengendalikan raksasa atau hawa nafsu yang ada di diri kita. Utamanya juga pesucian untuk alam semesta ini,” ucapnya.
Load more