“Penyu yang singgah di pantai bawah bukit bandara Harun Tohir diketahui ada dua jenis yaitu penyu hijau dan penyu sisik, ternyata dua jenis tersebut ketika bertelur tidak dalam waktu yang sama. Penyu hijau biasanya dijumpai warga bertelur pada bulan Agustus dan September, sedangkan kalau penyu sisik bulan November dan Januari,” ungkap Yusra.
Ia menyebut, jumlah telur ke dua jenis penyu tersebut juga berbeda. Jika penyu hijau biasanya bertelur sekitar 80-90 butir, sedangkan penyu sisik sekitar 125 butir sekali bertelur.
“Ada 3 titik yang ditemukan tempat penyu bertelur. Dua dibagian selatan dan satu dibagian utara tepatnya pada bulan januari 2022,” urainya.
Sementara itu Suryono, salah satu warga lokal mengatakan, ada puluhan penyu bertelur, namun hanya 20 an yang selamat.
“Predator paling utama dan alami yaitu biawak, hiu dan manusia. Bahkan bagi warga yang menemukan tukik dari penyu tersebut diambil, dan dibuat mainan karena mereka tidak mengetahui, bahwa penyu tersebut hewan yang langka dan dilindungi,” tegasnya.
Sekedar diketahui, penyu ketika naik ke atas mengikuti ombak laut, dan saat penyu mau bertelur, tidak boleh terkena cahaya maupun mendengar suara. Setelah bertelur penyu akan kembali ke tengah laut. (M. Habib/rey)
Load more