Gresik, tvOnenews.com - Tidak asing lagi dibenak warga muslim khususnya di Indonesia, jika ngaji pasanan sudah menjadi tradisi yang banyak dijumpai di lingkungan pondok pesantren (Ponpes) salaf atau tradisional di Indonesia. Tradisi ngaji kitab kuning ini biasanya dilakukan para santri maupun kalangan masyarakat umum selama bulan suci Ramadhan.
Seperti halnya yang terlihat di Pondok Pesantren Zainal Abidin, Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik. Momen bulan suci dimanfaatkan oleh Pengasuh Ponpes KH. Ali Musthofa secara khusus mengkaji kitab ‘Adabul Alim wal Muta'alim’ karya KH. Hasyim Asy'ari selama Ramadan 1446 Hijriyah.
Kitab Adabul Alim Wal Mutaalim merupakan Kitab kuning yang mengulas pedoman etika dan perilaku guru dan murid dalam proses belajar mengajar. Kitab ini telah diakui secara luas dalam tradisi keilmuan Islam dan terus dikaji di dunia pesantren maupun lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia.
“Ngaji pasanan sudah menjadi tradisi di pesantren ini (Ponpes Zainal Abidin Bungah, red) setiap bulan ramadan. Tahun ini abah ngaji kitab Adabul Alim wal Muta'alim karya KH. Hasyim Asy'ari,” ujar Abdul Malik, putra pengasuh Ponpes Zainal Abidin, Minggu (2/3).
Dikatakan Gus Malik, keilmuan yang termuat dalam kitab kuning karya para ulama masih sangat relevan dengan kondisi kekinian dengan berbagai tantangan sosial. Sehingga bisa menjadi pedoman dan pondasi dalam kehidupan bermasyarakat, terutama bagi para santri.
“Maka ngaji kitab kuning itu ibarat ruhnya pesantren. Santri-santri yang sedang mondok wajib ngaji, sekalipun mereka sekolah ataupun kuliah, tetapi ngaji tetap menjadi kewajiban yang terus dijalankan,” terangnya.
Selain kitab Adabul Alim wal Muta’alim yang dibacakan oleh pengasuh, beberapa kitab kuning juga akan dikaji di pesantren Zainal Abidin Bungah selama bulan suci Ramadan 1446 Hijriyah. Seperti kitab Washaya Al Abaa' Lil Abnaa' karya Syaikh Muhammad Syakir.
Load more