Mendengar teriakan tersebut, sejumlah santri berdatangan ada yang mengejar 3 santri yang terseret arus hingga masuk ke gorong-gorong. Namun ketiganya berhasil diselamatkan, setelah melewati gorong -gorong.
Sedangkan yang satu orang, bernama Danil, masih terjebak di balik jeruji besi pengaman sungai. Penyelamatan korban ini butuh waktu, karena besi pengaman tersebut, sudah ditanam di beton pada plengsengan sungai.
"Alhamdulillah Danil akhirnya dapat diselamatkan, dengan cara memotong besi menggunakan Grenda," terangnya.
Hafidzi menambahkan, hingga saat ini sudah 2 kali terjadi banjir. Pertama terjadi pada tahun 2022, banjir naik ke dalam ruang asrama santri, karena ketinggian air yang masuk hingga 1,5 meter.
"Yang kedua, terjadi hari ini, diduga akibat berkurangnya gumuk di hulu untuk tambang batu dan pasir," terangnya.
Sebelum tahun 2022, belum pernah terjadi banjir yang masuk ke areal pesantren. Karena masih ada gumuk dan pepohonan sehingga saat hujan, tidak semuanya air hujan langsung mengalir ke sungai. Air meresap ke dalam tanah. Namun saat ini, jumlah gumuk tersebut sudah berkurang, akibat penambangan. Saat hujan turun dengan intensitas tinggi, maka otomatis air langsung masuk ke sungai ini. (sss/hen)
Load more