Jombang, tvOnenews.com – Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang periode 1965-2006 KH M Yusuf Hasyim, yang lebih akrab dipanggil Pak Ud diusulkan menjadi pahlawan nasional. Pak Ud dinilai layak menerima gelar Pahlawan Nasional, karena kiprah perjuangannya dimulai Resolusi Jihad tahun 1945 hingga penumpasan PKI dan orde reformasi.
Tidak hanya di dunia militer, tapi juga di politik, sosial, kenegaraan, pendidikan dan dunia pesantren. Kesimpulan ini diperoleh dari seminar dan bedah buku Biografi KH M Yusuf Hasyim, Kiai Militer Pengawal ldeologi NKRl Berbasis Pesantren.
Seminar yang digelar di Ponpes Tebuireng, Senin (3/2) diikuti sedikitnya 250 peserta dari kalangan santri, akademisi, guru, organisasi massa, serta elemen masyarakat lainnya.
Sebagai narasumber, penulis buku Aguk Irawan dari Yogyakarta, Prof Usep Abdul Matin dari UIN Syahid Jakarta dan KH Asep Saefudin Chalim, Ketua Umum PP Pergunu. Selain itu Menteri Kebudayaan Rl Fadli Zon juga hadir secara virtual.
Tampak hadir Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa, Bupati Jombang terpilih Warsubi, Asisten 3 Pemprov Jawa Timur Akhmad Jazuli, Kepala Dinas Sosial Jatim dan Sekretaris Dinas Sosial Jombang Hidayatullah.
Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz menegaskan banyak sejarah dari setiap pengasuh Tebuireng.
"Terlebih KH Yusuf Hasyim yang menjadi pengasuh sejak 1965 sampai 2006," paparnya.
Membaca sejarah, baginya, sangat penting. Tapi mencetak sejarah itu juga lebih penting. Kyai yang akrab disapa Gus Kikin berharap diskusi tersebut bisa membedah berbagai peran KH Yusuf Hasyim.
"Sehingga perlu dihargai peran itu, baik oleh pemerintah maupun kalangan pesantren," sambungnya.
KH Mochamad Irfan Yusuf (Gus lrfan), selaku keluarga KH Yusuf Hasyim, berterima kasih atas semua pihak yang membantu. Sebetulnya, menurut Gus Irfan, pengusulan Pak Ud menjadi pahlawan nasional berasal dari para kyai, alumni Tebuireng dan teman-teman Pak Ud.
"Kami keluarga sebenarnya masih bimbang, bukan karena apa-apa, karena kami tahu bahwa beliau itu tidak ingin dijadikan pahlawan. Tapi seirng perjalanan waktu kita mulai berfikir bahwa gelar pahlawan bukan untuk beliau tapi untuk anak cucu dan santri-santri beliau nanti sebagai bahan pelajaran mereka, bahwa pernah ada seorang santri sekaligus pahlawan nasional yang harus kita teladani, itu yang penting," kata Gus Irfan yang kini menjadi Kepala Badan Penyelenggara Hajki Republik Indonesia.
Aguk Irawan menjelaskan data-data dalam buku setebal 246 halaman diperoleh pertengahan Desember 2024.
"Banyak data primer, sampai saya bingung harus dimulai dari mana," katanya.
Dia mengakui baru pertama kali menulis tokoh dengan peran sepanjang KH Yusuf Hasyim. Terlebih sumbernya tertata dengan rapi. Dirinya bersyukur tidak mengalami hambatan berarti.
Prof Usep Abdul Matin mengakui perjuangan KH Yusuf Hasyim berdampak secara nasional. Itu menjadi syarat khusus pengajuan pahlawan nasional.
Mengutip pendapat Greg Barton, dosennya di Australia, KH Yusuf Hasyim adalah sosok kiai yang berpengaruh secara signifikan.
"Terutama dalam NU, dengan mempromosikan lslam moderat yang selaras dengan Pancasila," imbuhnya.
Fadli Zon juga sependapat fengan Prof Usep. Dia menyebut KH Yusuf Hasyim sebagai kiai pejuang bangsa.
"Saya kira sosok dari KH Yusuf Hasyim atau Pak Ud yang saya sampaikan hanya sedikit dari perjalanan perjuangan beliau. Kita hormati jasa-jasa beliau saya mendukung upaya-upaya untuk menjadikan beliau Allohu yrham Kh Yusuf Hasyim menjadi pahlawan nasional," tegas Fadli Zon. (usi/hen)
Load more