“Sejauh ini belum ada dampak yang timbul akibat erupsi gunung semeru, termasuk dampak hujan abu,” ujar Yudhi.
Meskipun demikian, Yhudi tetap mengimbau agar masyarakat selalu meningkatkan kewaspadaan mengingat saat ini sudah memasuki musim hujan sehingga potensi terjadinya banjir lahar masih cukup tinggi.
“Imbauan kami, semua masyarakat harus tetap waspada mengingat saat ini sudah memasuki musim hujan. Terutama para penambang pasir di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru, perhatikan tanda-tanda alam dan yang terpenting patuhi semua rekomendasi yang telah dikeluarkan PVMBG,” terangnya.
Dengan tingkat aktivitas Gunung Semeru yang waspada atau level 2 ini, pihak BPBD tetap mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," pungkasnya. (wso/far)
Load more