Jombang, tvOnenews.com - Sukardi, seorang penyandang disabilitas asal Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, membuktikan bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi halangan untuk berkarya.
Setiap harinya, Sukardi sibuk di halaman rumahnya, mengolah potongan-potongan bambu menjadi barang-barang kerajinan seperti tempat tisu, hiasan bunga, mainan anak-anak, hingga berbagai kerajinan lainnya. Meskipun proses pembuatannya cukup rumit, Sukardi dengan terampil dan cekatan mampu menyelesaikannya dengan baik.
Proses pembuatan dimulai dengan memilih bambu berkualitas untuk bahan dasar. Setelah itu, bambu dipotong menggunakan gergaji dan dibelah sesuai kebutuhan. Agar halus, Sukardi menghaluskan potongan bambu tersebut dengan amplas sebelum akhirnya merakitnya menjadi kerajinan, seperti kotak tisu.
“Sehari bisa membuat 10-15 kerajinan tergantung tingkat kerumitannya. Kalau buat miniatur ringin contong bisa sampai satu bulan,” ucapnya kepada awak media, Selasa (3/12).
Dia hanya menggunakan lem sebagai perekat, dan menyempurnakan hasil karyanya dengan melapisi plitur agar terlihat lebih indah.
Dalam sehari, Sukardi mampu memproduksi lima hingga sepuluh kerajinan, tergantung tingkat kesulitannya. Harga dari kerajinan bambu yang dihasilkannya pun bervariasi, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp3 juta, tergantung kompleksitas desain dan pembuatannya.
“Harga mulai dari 10 ribu untuk mainan anak-anak. Ada yang sampai 3 juta. Biasanya orang pesen miniatur untuk cenderamata pejabat,” paparnya.
Selain dijual secara lokal, Sukardi memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk memasarkan hasil kreasinya. Dari usahanya ini, ia mampu mengantongi pendapatan antara Rp2 juta hingga Rp10 juta setiap bulannya, tergantung jumlah pesanan.
"Omset per bulan bisa mencapai Rp10 juta kalau banyak orderan, tapi kalau hari-hari biasa sekitar Rp2 juta,” ungkapnya.
Tepat di Hari Disabilitas Internasional tahun 2024 ini, Sukardi menekankan bahwa keterbatasan fisik tidak boleh dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Ia berharap semua penyandang disabilitas di Indonesia bisa tetap aktif dan produktif, karena menurutnya, dengan tetap berkarya, tubuh menjadi lebih sehat.
“Pesan saya untuk teman-teman penyandang disabilitas di Indonesia, jangan malas. Semangatlah, karena dengan semangat, kita akan sehat," ujar Sukardi. (roi/hen)
Load more