Geger, Sekolah Petra Manyar Ditarik Iuran Rp35 Juta per Bulan oleh RW untuk Bayar Keamanan
- sandi irwanto
“Meski bayaran petugas keamanan di sini belum sampai UMR namun kami pengurus RW di sini berupaya untuk mensejahterkan mereka. Karena itu, kami menaikkan bayaran mereka dari Rp2,7 juta menjadi Rp3 juta per orang. Di lingkungan sini yang mencakup 3 RW ada sebanyak 39 petugas keamanan dan satu pembina,” ujar Triawan, Juru Bicara 3 RW di kawasan perumahan Manyar ini, didampingi Ketua RW 4 Lilik Al Juffri.
Triawan mengisahkan, penarikan iuran ini sebenarnya sudah lama sejak tahun 2017, namun tidak ada masalah. Pihak Sekolah Petra juga tidak mempermaslahkan karena hal ini berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan warga maupun sekolah.
“Permasalah terjadi saat kami menaikkan iuran Rp35 juta untuk membayar para petugas keamanan, pihak Petra minta laporan keuangan mulai tahun 2017 lalu, itu kan tidak mungkin karena sudah lama terjadi. Kemudian disepakati sampai laporan Bulan Maret,” ungkapnya.
“Sejak saat itu (Maret) kami tidak lagi menarik iuran. Kami memilih untuk patungan secara swadaya yang dilakukan tiga RW di sini. Jadi meskipun kami diberi Rp50 juta kami menolaknya. Kami ini sudah didhlolimi,” tambah Triawan.
Triawan juga membantah jika pihaknya menutup akses jalan menuju ke SMA Petra 3 Surabaya.
“Kami meminta para pengantar siswa itu mobilnya sampai ujung jalan saja, tidak sampai di depan sekolah. Kenapa? Bisa dibayangkan kalau semua pengantar membawa mobil masuk sampai depan gerbang sekolah tentu akan semakin macet dan membuat bising di lingkungan sini, itu membuat warga tidak nyaman,” elaknya.
“Di medsos yang sekarang viral itu kami dihujat dan disalahkan karena menarik iuran ini. Mereka kan tidak tahu permasalahannya jadi asal komen saja. Saya sudah kadang sakit hati dengan komen mereka di medsos, seolah-olah kami pengurus RW hanya mengharapkan iuran uang saja dari Petra. Tapi biarlah Allah maha tahu,” jelas Ketua RW 4 Lilik Al Jufri.
“Warga di sini selama ini merasa tidak nyaman lantaran setiap jam berangkat dan pulang sekolah, jalan di sekitarnya mengalami kemacetan karena jumlah siswanya yang mencapai seribu lebih. Suasana bising juga dikeluhkan warga karena mobil yang mengantar para siswa,” tuturnya.
Load more