Lumajang, tvOnenews.com - Beragam cara dan tradisi dilakukan warga saat menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharam1446 H, atau 1 Suro dalam kalender Jawa di tahun 2024 ini.
Berbeda dengan tradisi desa lainnya, selain mengarak tumpeng dan gunungan hasil bumi, dalam kegiatan ini juga digelar kirab budaya, yang menampilkan sejumlah seni yang bernafaskan religi dan budaya lokal.
Pantauan tvOnenews.com di lokasi, selain dalam bentuk tumpeng dan gunungan hasil bumi, beberapa peserta juga terlihat memikul miniatur kerbau dan masjid yang terbuat dari aneka jajanan pasar, sehingga semakin mengundang decak kagum penonton di sepanjang jalan.
Disamping itu, Kepala Desa dan seluruh perangkatnya juga dilibatkan dalam iring-iringan pawai ini, dengan mengenakan busana adat Jawa dengan tujuan agar semakin dekat dengan masyarakat.
"Ini tradisi tahunan setiap bulan suro atau menyambut tahun baru Islam. Semua perangkat tingkat desa hingga RT kita libatkan semua. Semua mengikuti pawai biar semakin dekat dan menyatu dengan warga," kata Kepala Desa Bades, Sahid kepada tvOnenews.com, Jum'at (11/7).
Sahid menyebutkan, dalam kegiatan bersih desa ini sebanyak 12 tumpeng dan gunungan hasil bumi diarak berkeliling kampung sejauh dua kilometer, menuju halaman Balai Desa untuk diperebutkan dan dimakan bersama warga sehingga terlihat guyub rukun.
"Tumpeng dan gunungan hasil bumi yang diperebutkan ini merupakan bentuk rasa syukur kami atas hasil panen yang melimpah selama ini," jelas Sahid.
Puncak acara Bersih Desa Bades ini diakhiri dengan kegiatan istighotsah dan do'a bersama.
"Untuk puncak acara, kami juga menggelar istighotsah dan do'a bersama," imbuhnya.
"Selain bentuk ungkapan rasa syukur, kami juga berharap dengan pelaksanaan kegiatan tradisi warisan nenek moyang ini, desa kami semakin makmur, maju dan damai, serta dijauhkan dari segala bentuk musibah maupun bencana," pungkasnya.
Sementara itu, Lilik salah satu warga yang ikut dalam kegiatan rebutan tumpeng dan gunungan hasil bumi mengaku sangat gembira bisa mengikuti tradisi unik ini, setiap tahunnya.
"Setiap tahun saya tidak pernah absen mengikuti tradisi rebutan tumpeng dan gunungan. Saya pribadi berharap, ke depan kegiatan ini terus dilestarikan agar generasi mendatang tetap mengetahui dan terus melestarikan tradisi leluhur ini," ungkap Lilik. (wso/far)
Load more