"Kabar terkait PDIP merapat dan mengusung Khofifah juga bisa saja terjadi. Karena kali ini PDIP mengkalkulasi peta dukungan dan kekuataan di Pilgub Jatim," jelas Suko Widodo.
Suko menambahkan, PDIP pada Pilkada Jatim sebelumnya memang mengusung calonnya sendiri. Tapi kali ini tampaknya partai banteng moncong putih ini berbeda dengan pilkada yang sudah-sudah.
"Kayaknya parpol di Jatim menyatu (dukungannya) ke satu figur yakni Khofifah. Bisa jadi pasangan Khofifah-Emil ini tidak ada penantangnya alias lawan bumbung kosong," paparnya.
“Memang di PDIP ada sejumlah tokoh yang layak maju di pilkada ini. Tapi apakah mereka mempunyai cukup kuat menantingi Khofifah, ini yang membuat PDIP menghitung dengan cermat, kalkulasi dukungan ini cukup penting dan berpengaruh besar pada siapa yang unggul nanti," tandasnya.
Pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur baru akan berlangsung pada Agustus 2024, sehingga PDIP masih memiliki waktu untuk mempertimbangkan pilihannya dengan matang, mengajukan calon sendiri atau mengusung petahana dengan bergabung dengan parpol lain yang terlebih dulu membeli rekom kepada Khofifah – Emil. (msi/hen)
Load more