Agar bisa menabung untuk pelunasan, Salamun (64) semakin bersemangat untuk bekerja. Meskipun di bawah terik matahari dan guyuran air hujan, Salamun tetap bersemangat melaksanakan pekerjaan sebaik-baiknya. Ia mengaku selain menjadi juru parkir, Salamun juga menjual minuman kemasan di tempat ia biasa mangkal.
Tahun 2016 ketika Salamun sedang melaksanakan pekerjaan sebagai juru parkir, ada orang yang mengingatkannya, kalau ia tidak segera mendaftarkan istrinya maka mereka tidak akan bisa segera berangkat bersama.
“Dari awal memang saya hanya mampu mendaftar haji untuk saya sendiri. Saat itu saya masih ada tanggungan membayar biaya kuliah dua anak serta seorang anak yang masih SMA,” terangnya.
Salamun pun memecah celengan yang ia punya sebagai modal sang istri untuk mendaftar haji.
“Waktu itu, tabungan saya terkumpul 6 juta. Agar mencukupi untuk mendaftar haji, saya meminjam dana talangan haji di KBIH,” kenang Salamun.
Setelah menunggu selama 13 tahun, kini Salamun dan istri tercintanya, Sukarti, memperoleh panggilan Allah SWT menjadi tamu-Nya di tanah suci. Salamun semakin bahagia karena dia bisa berangkat bersama istrinya lewat kuota penggabungan.
Dia tak menyangka meskipun sehari—hari penghasilannya tak tentu, tetapi dia bisa memenuhi kewajiban menunaikan rukun Islam kelima.
Load more