Di Indonesia, bank sampah dibagi dua berdasarkan wilayah administrasinya. Pengolahan sampah tingkat kota dan kabupaten dipegang oleh Bank Sampah Induk (BSI). Sedangkan untuk wilayah yang lebih kecil, sampah akan dikelola oleh Bank Sampah Unit (BSU). Wilayah BSU mencakup RT/RW, sekolah dan instansi swasta.
Menghimpun data terbaru Sistem Informasi Manajemen Bank Sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jawa Timur tercatat sebagai provinsi dengan jumlah BSU terbanyak di Indonesia.
"Berdasarkan data KLHK, Jawa Timur hingga akhir tahun 2023 memiliki 4.932 unit Bank Sampah Unit. Ini merupakan yang terbanyak di antara provinsi lain di Indonesia. Dengan jumlah tersebut, masih menurut data KLHK, Jawa Timur berhasil mengumpulkan dan mengelola 516,19 ton sampah di tahun 2023," tegas Khofifah.
Setelah Jawa Timur, peringkat kedua dipegang oleh Provinsi Jawa Barat yang memiliki 4.107 BSU. Lalu disusul Jawa Tengah dengan 3.694 unit BSU. Kemudian Provinsi Riau menduduki posisi keempat dengan memiliki 3.534 unit BSU yang tersebar di penjuru Provinsi Riau. Dan DKI Jakarta hadir di posisi kelima dengan memiliki 2.589 unit BSU.
Hadirnya BSU saja tentu tidak cukup untuk menanggulangi volume sampah nasional yang kian bertambah. Perlu partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah agar permasalahan sampah di Indonesia dapat teratasi dengan baik.
"Oleh sebab itu kami mendorong masyarakat untuk giat melakukan pemilahan sampah mulai dari skala rumah tangga. Pemilahan yang dilakukan akan sangat mendatangkan manfaat bagi bumi yang kita tinggali," urai Khofifah.
Yang pertama, masyarakat bisa ikut mengurangi dampak perubahan iklim. Ini karena dengan menerapkan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) maka masyafakat akan melakukan pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang yang akan berkontribusi signifikan terhadap upaya menurunkan emisi gas rumah kaca.
Load more