Dosen Hukum yang juga mengajar di ASEAN University Internasional, Malysia ini menyesalkan peristiwa penembakan relawan Prabowo tersebut. Menurutnya, saat ini dalam pesta demokrasi bukan kekerasan yang ditonjolkan, melainkan adu gagasan, visi misi dan program-program terbaik untuk membangun bangsa.
“Jadi sudah bukan zamannya lagi pake kekerasan dan intimidasi untuk menakut-nakuti orang atau relawan dalam pemilu. Itu tidak dibenarkan dalam hukum. Di sini ada undang-undang pemilu yang mengatur semuanya. Jadi, semuanya harus menghormati dan menggunakan cara-cara yang elegan, bukan cara yang bar-bar. Kita dilindungi hukum di negeri ini,” jelas lelaki yang akrab disapa Prof Bowo ini, dengan nada agak geram.
Karena itu, dirinya meminta apara kepolisian menangani ini segera menyelidiki dan mengusut tuntas kasus ini.
“Jangan sampai kasus penembakan relawan ini menguap begitu saja. Tanpa diketahui siapa pelakunya, apa motifnya, siapa yang mengotaki penembakan tesebut. Jadi harus tuntas mengusut kasus ini,” tuturnya.
Prof Bowo berharap, kasus kekerasan dan intimidasi selama pemilu ini tidak terjadi lagi di Indonesia. Aparat hukum harus melakukan tindakan tegas bagi mereka yang melanggar aturan hukum.
“Semoga tidak terulang lagi. cukup di sini saja. Kasihan korbannya. Dia kan juga punya keluarga yang membutuhkan tenaga dan fikirannya untuk mencukupi dan memenuhi kebutuhan hidupnya,” tandas Bowo.
Diberitakan sebelumnya, Muarah ditembak oleh seseorang saat sedang diskusi dan ngopi bersama rekan-rekannya di depan toko. Beberapa saat kemudian, datang dua orang bertubuh kekar berboncengan motor dan memakai penutup wajah langsung melepaskan tembakan ke arah Muarah. Tembakan pelaku mengenai perutnya.
Load more