Gresik, tvOnenews.com - Fakta demi fakta akhirnya terungkap dalam kasus perampokan dan pembunuhan sadis terhadap korban AS (30), salah seorang pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Surabaya, yang ditemukan tewas bersimbah darah dengan mulut tertancap pisau dapur di dalam kamar rumahnya, di kavling Dusun Glundung, Desa Pranti, Menganti, Gresik.
"Saya rencananya mau pulang itu pak ke Sumatera. Di Jawa ikut dari 2019 pak," ungkap tersangka Irfan.
Masih diceritakan oleh tersangka Irfan, mulanya sebelum memutuskan untuk melakukan perampokan, dia bersama tersangka Hengky, berkenalan lalu merencanakan akan mencari pekerjaan secara bersama- sama.
"Awalnya mau cari kerja bareng pak. Cuma kan muter-muter udah nggak dapat, saya juga sudah jual HP buat ongkos cari kerja itu nggak dapet. Akhirnya ada pikiran buruk buat kejahatan pak," sambungnya.
Ketika ditanya kenapa memilih menjual barang-barang hasil rampokan di wilayah Jawa Tengah, Irfan menyatakan itu dilakukan karena jika dijual di wilayah Jawa Timur, akan mudah ketahuan polisi.
"Saya juga gimana pak ya. Kalau di Jawa Timur juga takut itu pak. Makanya langsung ke Jawa Tengah itu," pungkasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, kasus pembunuhan yang menimpa Aris Supriyanto (30) di Dusun Glundung, Desa Pranti, Menganti, Gresik, mulai menemukan titik terang. Terlebih Satreskrim Polres Gresik berhasil mengamankan dua tersangka pada Minggu (3/12) lalu. Berdasarkan hasil penyelidikan kasus ini murni pencurian.
Setelah mengamankan dua pelaku, polisi ini masih berupaya memburu pelaku lainnya yang berperan sebagai penadah.
Dua tersangka yang diamankan yakni Hengky Pratama yang dibekuk di wilayah Kecamatan Cerme Gresik, serta tersangka bernama Irfan yang diamankan di wilayah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
“Kami lebih dahulu mengamankan tersangka Irfan, saat hendak kabur pasca menjual motor curian milik korban,” ujar Kasatreskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, Selasa (4/12).
Warga asal Palembang itu lanjut dia, merupakan residivis kasus begal di wilayah Sumatera. Dari keterangannya pula, tim penyidik juga mendapatkan informasi tentang otak pelaku peristiwa sadis pada 28 November lalu, yakni Hengky Pratama, pemuda 23 tahun asal Desa Morowudi Gresik.
“Tersangka ini kami amankan di rumahnya tanpa perlawanan,” ungkap Aldhino.
Ia menambahkan, sebelum beraksi keduanya telah menyusun rencana untuk mencari target sasaran. Tersangka Hengky pun bertugas mencari korban di media sosial, yakni dengan menjalin komunikasi di media sosial. Dari informasi ini para pelaku mengetahui aktifitas Aris Supriyanto serta alamat rumahnya, hingga barang-barang berharga yang dimiliki.
“Pelaku tersebut menyusun rencana untuk melancarkan aksi perampokan,” papar Aldhino
Saat beraksi kata dia, kawasan pelaku terpaksa menghabisi nyawa korban. Pasalnya, korban Aris Supriyanto mencoba membela diri saat para pelaku hendak melancarkan aksinya.
“Usai mengambil sejumlah barang berharga. Termasuk motor dan handphone milik korban para pelaku langsung kabur,” kata Aldhino.
Hingga saat ini, polisi masih berupaya memburu pelaku lainnya yang berperan sebagai penadah. Dari keterangan para tersangka, motor Honda PCX milik korban telah terjual seharga Rp10,5 juta di wilayah Semarang, serta handphone yang laku dengan harga Rp600 ribu. (mhb/hen)
Load more