Produk yang diboikot tersebut sebagian besar di produksi di Indonesia.
Oleh karena itu, dia menilai saat ini berdampak pada perusahaan yang akhirnya menurunkan omzet dan akhirnya banyak pengurangan karyawan.
"Ketika ada seruan seperti itu maka dampak ekonomi dan sosialnya luar biasa. Contoh yang terjadi produk Nestle saat ini PHK besar-besaran dan kalau kita mau jujur tenaga kerjanya adalah orang Indonesia dan juga muslim," ucapnya.
Sebaliknya, kata dia, produk Indonesia yang pasarnya ekspor seperti di Bojonegoro salah satu produk minuman omzetnya turun hingga 30 persen.
Dengan dampak yang ditimbulkan akibat seruan boikot tersebut, FKUB Bojonegoro mengajak masyarakat dan berbagai pihak terutama MUI dan tokoh agama untuk melakukan evaluasi kembali terkait kebijakan ajakan tersebut. Jika diperlukan, katanya, tidak ada boikot.
“Lebih baik melakukan doa bersama untuk kedamaian agar perang bisa segera berakhir,” katanya. (dra/nsi)
Load more