"Petani banyak yang trauma mengalami kegagalan panen tahun lalu akibat intensitas hujan tinggi, per hectare hanya mampu menghasilkan 15 ton saja. Sudah barang tentu ini tidak seimbang dengan biaya produksinya," keluh Hariyanto.
Meski demikian, menanam ubi jalar madu saat kemarau masih jadi pilihan yang lebih menguntungkan. Pasalnya, tanaman tersebut tidak seperti padi dan jenis tanaman lain yang membutuhkan banyak air. Sehingga, modal yang dibutuhkan tidak sebanyak jenis tanaman musim kemarau lain.
“Saat cuaca kemarau seperti saat ini, hasil tanam juga sangat bagus. Per hektare mampu menghasilkan 25 ton dan hal ini sangat menguntungkan para petani,” terangnya.
Dengan semakin bagusnya potensi pasar yang dipastikan akan terus meningkat jumlah permintaanya, Hariyanto berharap para petani ubi jalar madu, kembali menanam ubi jalar madu.
“Selama petani mau dan sadar dalam penggunaan pupuk organikc, saya yakin hasil panen juga akan bagus dan melimpah. Apalagi, masa tanam hingga panen hanya membutuhkan waktu empat hingga lima bulan saja. Saya rasa bertani ubi jalar madu di Pasrujambe ini, menjadi pilihan terbaik bagi para petani,” pungkasnya. (wso/far)
Load more