Mojokerto, tvOnenews.com - Masuk tahun politik, jelang Pemilihan Presiden, Pemilihan Legislatif, dan Pemilihan Kepala Daerah tahun 2024 mendatang, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Surabaya menggelar seminar jurnalistik bertema "Menjaga Indepedensi Jurnalis Televisi di Tahun Politik", yang digelar di Klurak Eco Park, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
Dalam seminar ini, IJTI Korda Surabaya menghadirkan tiga narasumber yang memiliki kompetensi di bidangnya, yakni Immanuel Yosua Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur, Achmad Warits Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur, Achmad Wilyanto Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Timur.
"Sebentar lagi kita menghadapi tahun politik, melalui seminar ini, kita berharap jurnalis yang di lapangan lebih mengedepankan kode etik jurnalistik," kata Lukman Rozak Ketua IJTI Korda Surabaya, dalam sambutannya.
Sementara itu, Achmad Wilyanto Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Timur mengatakan Jurnalis Televisi bukan hanya meliput di lapangan, Cover Both Side, menulis fakta bukan opini, melainkan bagaimana kita bisa memberikan karya jurnalistik yang benar-benar memberikan solusi terhadap permasalahan yang kita liput.
Ketua IJTI yang juga merupakan Kepala Biro MNC Media Jatim menekankan, kedepan jurnalis tidak sekedar memproduksi karya jurnalistik yang standar atau sesuai dengan kode etik jurnalistik, tetapi ada pesan-pesan di dalamnya, solusi apa yang kita sampaikan kepada publik.
"Publik juga tidak sekedar menerima informasi, tetapi ada solusi dari permasalahan yang tersampaikan ke publik," terangnya.
Immanuel Yosua Ketua KPID Jawa Timur mengatakan keoptimisan kawan-kawan jurnalis televisi yang tergabung di IJTI Korda Surabaya, mampu menjaga Indepedensi dan kode etik saat liputan di lapangan.
"Kami akan selalu mengingatkan, jika ada kawan-kawan jurnalis yang 'terpleset' dalam pemberitaan," ujarnya.
Dia mencontohkan, pada tahun 2019 kemarin tidak ada pelanggaran berarti. Kami juga mendorong lembaga penyiaran tentunya jurnalis televisi di lapangan, menjadi verifikator bagi masyarakat. Pihaknya berharap semua media di Jawa Timur mempunyai cek fakta, karena sangat dibutuhkan.
"Hingga saat ini media televisi masih dijadikan informasi rujukan bagi masyarakat. Tetapi juga harus dikuatkan di media sosialnya, karena sebagai titik pembanding dengan media sosial yang tidak terverifikasi," imbuhnya.
Hal senada juga dikatakan Achmad Warits Ketua Bawaslu Jatim, harapan besar bagi jurnalis, khususnya televisi untuk menjaga indepedensinya.
"Kehadiran jurnalis televisi sangat penting, karena informasinya masih banyak diakses oleh semua pihak," katanya.
Hingga saat ini, menurutnya, masih belum ada pelanggaran yang dilakukan jurnalis televisi atau media televisi. Sedangkan untuk tahapan kampanye di televisi, nantinya ditentukan bersama oleh KPU, Bawaslu, dan peserta pemilu.
"Ada potensi pelanggaran di media, yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk berpolitik. Namun harapan kami, media tetap netral," tambahnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Kominfo) Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan IJTI Korda Surabaya. Karena pada tahun 2024 mendatang, ada pesta besar di Indonesia dan Jawa Timur yakni Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
"Tentunya semua masyarakat di Indonesia dan Jawa Timur bisa menikmati pesta demokrasi yang berjalan baik, lancar, dan aman, serta riang gembira," ucapnya.
Pers dalam hal ini khususnya Jurnalis Televisi, menurutnya, menjadi salah satu bagian penting dalam upaya menjaga ekosistem selama masa pesta demokrasi, bisa disiapkan dari sekarang sehingga bisa berjalan baik dan lancar.
"Kami sangat apresiasi yang telah dilakukan kawan-kawan IJTI Korda Surabaya. Diharapkan kegiatan ini bukan yang pertama, tapi akan ada lagi langkah berikutnya, untuk mempersiapkan bukan hanya dari segi jurnalis, tapi juga dari media dan pemberitaannya," pungkasnya. (sha/hen)
Load more