Surabaya, tvOnenews.com - Momen peringatan Hari Perhubungan Nasional yang diperingati setiap 17 September, dijadikan momentum oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk terus mendorong konektivitas antarwilayah lewat pengembangan transportasi massal di Jatim yang aman dan nyaman. Salah satunya dengan melakukan transformasi dan inovasi di berbagai sektor transportasi.
“Melaju untuk Transportasi Maju. Saya rasa ini kebutuhan kita semua mengingat peran kami sebagai regulator adalah menyediakan infrastruktur, sarana, dan sistem transportasi massal untuk memberikan layanan transportasi yang berkualitas, aman, nyaman dan profesional,” katanya.
Dalam penjelasannya usai upacara, Khofifah mengatakan, pengembangan transportasi massal di sektor perhubungan darat bagi masyarakat perkotaan diwujudkan Pemprov Jatim dengan adanya Trans Jatim koridor/rute pelayanan 1 dan 2 di wilayah Surabaya Raya.
Untuk koridor 1 dengan rute Sidoarjo-Surabaya-Gresik telah diluncurkan tahun lalu. Bahkan, saat ini, Trans Jatim Koridor 1 sangat diminati masyarakat, terbukti dengan data Load Factor harian rata–rata, masih berada pada 105 persen s.d 115 persen per hari atau 4500 s.d 5000 penumpang per hari.
“Sedangkan Trans Jatim Koridor 2 dengan rute Mojokerto-Sidoarjo baru saja diluncurkan bulan lalu. Ke depan akan segera diluncurkan Koridor 3 yang melayani area Mojokerto-Gresik,” katanya.
Selain itu, Gubernur Khofifah juga menjajaki pengembangan MRT untuk masyarakat Jatim. Dalam lawatannya ke Inggris beberapa waktu lalu, ia menjajal langsung MRT Elizabeth Line di London. Menurutnya, hal itu menjadi pembelajaran dan bisa dijadikan referensi untuk layanan transportasi yang terus berkemajuan.
“Alhamdulillah, hasil dari kunjungan ke Inggris lalu, Crossrail Ltd, perusahaan yang mengembangkan MRT Elizabeth Line di London telah menyampaikan Letter of Intent (LoI) dan berminat mengembangkan MRT di Jatim,” ungkapnya.
Khofifah juga terus berupaya membangun infrastruktur transportasi massal di wilayah-wilayah terpencil. Di sektor angkutan penyeberangan beroperasinya Dermaga Jangkar di Kabupaten Situbondo yang melayani Kepulauan Sapudi, Raas dan Kangean sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Beberapa waktu lalu kami juga baru saja meresmikan Pelabuhan Dungkek dan Pelabuhan Gili Iyang di Sumenep. Keduanya penting untuk konektivitas warga Madura kepulauan. Saat ini telah ada rute pelayaran Situbondo–Sumenep dan Sumenep–Gili Iyang,” terangnya.
Termasuk layanan Long Distance Ferry (LDF) dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Lembar Nusa Tenggara Barat. Dibukanya lintasan Jangkar-Lembar mengurai kepadatan di Pelabuhan Ketapang. Selain itu, kecelakaan jalan menurun dan pengembangan wisata di wilayah timur bisa lebih optimal.
“Dalam waktu dekat, InsyaAllah kami juga akan meresmikan Pelabuhan Masalembu beserta rute pelayaran Masalembu–Kalimantan. Sehingga perekonomian dan kesejahteraan warga Pulau Masalembu bisa terdongkrak seiring dengan terfasilitasinya mobilitas warga,” terangnya.
Tak hanya itu, di sektor angkutan laut keberadaan Pelabuhan Probolinggo memiliki posisi strategis sebagai pelabuhan kedua di Jatim setelah Tanjung Perak. Dimana, lewat BUMB Pemprov Jatim tahun ini akan diselesaikan pengembangan Dermaga II Probolinggo menjadi 400 M dengan kekuatan 50 ribu ton dan pembangunan gudang seluas 6.000 meter persegi.
Lebih lanjut dijelaskan Khofifah, di sektor udara beroperasinya bandara di Pulau Pagerungan
Besar Kabupaten Sumenep dapat menjadi back up transportasi udara di wilayah kepulauan Kangean dan sekitarnya.
“Ke depan akan segera kita usulkan beroperasinya L Strip Bandara Masalembu dalam mendukung mobilitas masyarakat Kepulauan Masalembu dan sekitarnya,” tuturnya.
Sedangkan di sektor perkeretaapian, Pemprov Jatim memiliki gebrakan untuk mengendalikan lalu lintas pada perlintasan tanpa palang pintu kereta api di kabupaten/kota di seluruh Jatim. Hal ini dilakukan secara simultan mulai pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota di Jatim.
“Dari 19 titik perlintasan jalan provinsi sudah memiliki palang pintu kereta api dan semuanya sudah berpenjaga dan pembangunan tersebut menggunakan dana APBD Jatim,” jelasnya.
Menurutnya, pengembangan transportasi massal selain menjadi kebutuhan bagi masyarakat, juga memiliki multiplier effect di banyak sektor. Salah satunya sektor perekonomian.
“Hadirnya transportasi massal yang terkoneksi dengan baik antara satu wilayah dan lainnya akan meningkatkan mobilitas perekonomian masyarakat. Terutama di wilayah-wilayah terpencil di Jatim,” katanya.
Di akhir, Khofifah mengimbau kepada seluruh insan transportasi untuk terus meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antar instansi maupun antar lembaga. Hal ini sebagai bagian komitmen bahwa di laut dan udara berjaya sedangkan di darat bisa memberikan layanan transportasi yang aman dan nyaman.
“Kerjasama yang baik akan mewujudkan pembangunan infrastruktur transportasi yang hebat, mobilitas masyarakat semakin mudah, memiliki daya saing tinggi serta memberikan pengaruh pada pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi Jatim,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama, Khofifah juga menyerahkan penghargaan kepada lima instansi yang berjasa dalam penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2023. Yaitu kepada Head 3 Regional Jawa PT. Pelindo (Persero), Kepala Cabang PT. Pelni (Persero) Cabang Surabaya, Kepala Cabang PT. ASDP (Persero) Cabang Surabaya, Pimpinan PT. Dharma Lautan Utama Surabaya dan Pimpinan PT. Berlian Lautan Sejahtera Surabaya.
Selain itu, ia juga memberikan tali asih kepada satu Penjaga Menara Suar (PMS) dan empat orang Teknisi Menara Suar (TMS). Tali asih juga diberikan kepada penjaga palang pintu perlintasan kereta api, masing-masing menerima sebesar Rp1.500.000.
Ama Arif, salah satu penerima tali asih mengucapkan terima kasih atas atensi yang diberikan Gubernur Khofifah kepada penjaga mercusuar. Ia berharap Gubernur Khofifah diberikan kesehatan dan kekuatan untuk memimpin Jawa Timur menjadi provinsi yang lebih baik.
“Terima kasih atas atensi Ibu Gubernur. Saya berdoa semoga Ibu Gubernur diberikan kesehatan dan kekuatan untuk memimpin Jawa Timur lebih baik lagi,” ujar Ama Arif.
Sebagaimana diketahui transportasi yang terhubung antar wilayah di Jawa Timur menjadi tekad utama provinsi Jawa timur dalam mengembangkan Ekonomi dan wisata dan pembangunan. (zaz/far)
Load more