Banyuwangi, tvOnenews.com – Dari waktu ke waktu, kondisi laut di Indonesia makin memprihatinkan. Mulai dari tangkapan ikan yang semakin sedikit, sampah di laut, hingga rusaknya terumbu karang.
Melihat kondisi tersebut, menggugah warga yang tinggal di sepanjang pesisir utara Banyuwangi untuk bergerak menyelamatkan laut. Sebab, hampir seluruh hidup masyarakat yang ada di sepanjang garis Pantai Banyuwangi itu menggantungkan hidupnya di laut.
Ketua Kelompok Wisata Bahari, Abdul Azis, mengaku benar-benar merasakan manfaat konservasi di wilayah Grand Watudodol. Sambil menunjukkan foto dan video lama saat area ini masih menjadi sasaran pencari ikan dengan bom ikan, Azis mengatakan terumbu karang yang terjaga telah mengubah kehidupan banyak orang Bangsring.
“Ini bukan kata orang. Saya sendiri mengalami sejak 2010 mulai mengelola kelopoan, (sebutan area wisata GWD dulunya, red) ini,” katanya.
Setelah 13 tahun berjuang menata lokasi Klopoan menjadi Grand Watu Dodol (GWD), masyarakat kini bisa menerima manfaat ekonomi dari keberadaan terumbu karang. Para wisatawan semakin banyak yang mengunjungi GWD untuk melihat pemandangan bawah laut yang semakin indah.
Di tempat ini, pengelola menyediakan penyewaan peralatan menyelam. Mereka juga melayani perjalanan wisata ke lokasi wisata sekitar, seperti Pulau Menjangan dan Bali Barat.
“Kekompakan masyarakat dalam pengelolaan GWD juga berhasil menghilangkan kebiasaan masyarakat yang mencari ikan dengan cara dibom. Dengan adanya terumbu karang, ikan-ikan juga semakin banyak,” ujarnya.
Tidak heran, GWD yang ada di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo ini dijadikan lokasi penutupan rangkaian kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLH) 2023.
PT Bumi Suksesindo (BSI/Perusahaan) bekerja sama dengan Kelompok Wisata Pesona Bahari mengadakan kegiatan transplantasi terumbu karang di perairan masuk Selat Bali ini, Sabtu (26/8).
Beberapa instansi pemerintah juga terlibat dalam kegiatan konservasi ini, yaitu Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, dan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Kabupaten Banyuwangi.
Dalam kegiatan konservasi laut ini, 21 rak terumbu karang berukuran 1 meter persegi untuk ditanamkan di dasar laut. Ada berbagai jenis terumbu karang yang ditransplantasikan, yaitu Acropora pocillopora, Acropora granulosa, Acropora millepora, Acropora tenuis, Acropora formosa, Montipora sp, dan Euphyllia paradivisa.
Manajer Departemen Lingkungan (Environment), Doni Roberto menjelaskan bahwa dalam peringatan HLH 2023, pihaknya banyak melakukan kegiatan-kegiatan konservasi laut. Sebelum kegiatan transplantasi terumbu karang di GWD ini, operator tambang Tujuh Bukit ini bekerja sama dengan pengelola wisata Parang Semar Buluagung, Siliragung, Banyuwangi menanam ribuan bakau (mangrove), bersih-bersih pantai, penanaman ribuan pohon bakau, hingga melepasliarkan ratusan ekor tukik atau anak penyu.
Menurut Doni, anak perusahaan Merdeka Copper Gold itu mendukung kegiatan transplantasi terumbu karang karena manfaatnya yang besar bagi kehidupan, antara lain menjadi habitat dan sumber makanan biota laut, menjadi pelindung ekosistem, mengurangi pemanasan global, dan penghasil komoditas perikanan.
“Apabila dikelola dengan baik, wilayah terumbu karang juga bisa menjadi objek wisata yang indah,” ujar Doni.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi, Alief R. Kartiono mengapresiasi positif kegiatan transplantasi terumbu karang ini. Keterlibatan pihak swasta, menurutnya, bisa mempercepat proses transformasi GWD menjadi tempat yang semakin nyaman untuk dikunjungi. Namun, dia menyadari masih banyak hal yang perlu diperbaiki, seperti pengelolaan sampah yang belum memadai.
“Tapi yakinlah bahwa dengan konsep konservasi ini tentu akan menjadi sirkulasi ekonomi yang nanti bisa menjamin keberlangsungan hidup kita,” tutup Alief. (hoa/gol)
Load more