Gresik, tvOnenews.com - Ternyata sampah organik tidak hanya bermanfaat untuk bahan baku pembuatan pupuk, sabun cair maupun antiseptik, tetapi juga bermanfaat untuk dijadikan bahan baku pembuatan hair tonic (penyubur rambut), sepeti yang dilakukan kelompok ibu rumah tangga di Desa Randu Agung, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, untuk menekan (siasati) pengeluaran belanja mereka setiap hari, Selasa (15/8).
Endang, salah satu ibu rumah tangga, mengatakan persoalan limbah rumah tangga yang kerap mengotori lingkungan, kini teratasi. Tidak ada lagi gunungan sampah, lalat maupun aroma menyengat yang ditimbulkan sampah rumah tangga.
"Alhamdulilah selain beban belanja dapat dikurangi, lingkungan juga menjadi lebih bersih. Warga juga semakin antusias mengolah sampah organik, khususnya sisa makanan buah dan sayur untuk pembuatan eco enzyme," ujarnya.
Masih lanjut Endang, selain nilai cuan yang dihasilkan, pengeluaran belanja kebutuhan rumah tangga juga lebih berhemat. Tidak perlu lagi membeli pembelian sabun cair, pembersih lantai, cuci piring, insektisida, anti ketombe, hingga belanja untuk pembelian pupuk tanaman.
"Kami sangat bersyukur, karena warga semakin guyub rukun, lingkungan lebih bersih, dan bisa lebih berhemat," tandasnya.
Ketua Yayasan Relawan Eco Enzym Indonesia (REEI) Gresik, Tatik Erawati mengatakan pengelolaan sampah organik, khususnya sampah sisa makanan efektif mengurangi pencemaran limbah sampah dan mewujudkan kawasan pemukiman zero waste (bebas sampah).
"Kami berharap agar masyarakat mengolah sampah organik rumah tangga secara mandiri untuk membuat beragam produk bermanfaat, sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan," katanya.
Salah satu caranya, lanjut Tatik Erawati, dengan membuat Eco Enzyme dari hasil fermentasi sampah organik atau rumah tangga, seperti sampah sayur dan buah. Cairan hasil fermentasi sampah tersebut dapat diolah menjadi enzim sampah atau eko enzim untuk berbagai keperluan, seperti pembersih rumah, pupuk, pestisida alami.
"Eko enzim memiliki khasiat beragam diantaranya untuk bahan baku pembuatan sabun, antiseptik, pembersih sayur dan buah, penangkal serangga, hingga hair tonic penyubur rambut," jelasnya.
Tatik Erawati menambahkan, pembuatan eko enzim sangat mudah. Bahan-bahan yang digunakan sangat sederhana dan sering ditemui dalam rumah tangga. Sedangkan, bahan yang dibutuhkan yakni gula (tetes tebu), limbah sayur atau kulit buah, dan air dengan perbandingan 1:3:10.
"Proses fermentasi berlangsung sekitar tiga bulan. Ditandai dengan indikasi limbah turun ke bagian dasar, dan beraroma khas fermentasi. Setelah itu, eco enzyme disaring dan siap untuk berbagai keperluan," jelasnya.
Menurutnya, dengan membuat eko enzim di rumah, maka dapat menghemat pengeluaran bulanan, terutama untuk pembelian sabun dan bahan pembersih lainnya di antaranya cairan pembersih lantai, cuci piring, insektisida, anti ketombe, dan masih banyak lagi.
"Oleh karena itu, saya membuka pintu lebar-lebar kepada warga yang pingin belajar mengolah sampah organik. Eco Enzyme tidak hanya mengurangi pencemaran limbah sampah, tetapi juga mewujudkan kawasan pemukiman zero waste (bebas sampah)," pungkas Erawati. (mhb/far)
Load more