“Jaringan tersebut memungkinan pertukaran data yang semakin cepat dengan lembaga riset dan pendidikan lain di luar negeri. Selain itu, informasi digital pun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan lancar tanpa delay karena akses internetnya sangat cepat,” ucapnya.
Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando menanggapi bahwa kolaborasi yang telah terjalin antara UB dan ARENA-PAC harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Kolaborasi tersebut mampu membuat civitas akademik mengakses seluruh bahan bacaan dan jurnal dari seluruh dunia.
“Pustakawan adalah pembaca dan pengumpul pengetahuan di seluruh dunia dan sudah menjadi tugas pustakawan untuk mengumpulkan dan mengemas seluruh pengetahuan tersebut. Pustakawan itu profesi tertinggi karena seluruh profesi lain membutuhkan mereka,” ungkapnya.
Syarif Bando menilai pustakawan harus mampu menjelaskan kepada masyarakat tentang pengetahuan terbaru dan yang akan datang. Di era digital saat ini, jumlah informasi elektronik menurutnya masih sangat terbatas. Sehingga dibutuhkan pustakawan yang memiliki kemampuan untuk mengemas ulang informasi.
“Buku-buku terkait potensi lokal Indonesia dan ilmu terapan harus dapat dikenalkan kepada masyarakat dalam bentuk lain. Hal ini karena mereka yang lebih mudah menyerap informasi dalam tampilan visual, membutuhkan konten kreator dan pustakawan diharap mampu menerima tantangan tersebut,” pungkasnya. (eco/far)
Load more